Amazon meluncurkan sistem pelacakan berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memperingatkan jarak fisik di kantor dan gudang dalam upaya untuk mengurangi risiko tertular virus corona baru di antara para pekerjanya.
Peluncuran ini terjadi ketika perusahaan e-commerce terbesar di dunia itu menghadapi pengawasan intensif dari anggota parlemen dan serikat pekerja AS soal perlindungan terhadap karyawan selama pandemi COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Rabu, monitor yang didirikan di gudang Amazon akan menyoroti pekerja untuk menjaga jarak aman di lingkaran hijau, sementara pekerja yang berdekatan akan disorot dalam lingkaran merah.
Baca juga: Corona di AS sudah mencapai 2.104.346 kasus, dengan 116.140 kematian
Baca juga: Ilmuwan Singapura segera uji coba vaksin COVID-19 pada manusia
Amazon mengatakan, sistem, yang dinamai "Distance Assistant," itu menggunakan rekaman kamera di gedung-gedung Amazon untuk juga membantu mengidentifikasi area yang padat.
Amazon juga menguji perangkat yang dapat dipakai yang menyala dan mengeluarkan suara ketika para pekerja terlalu dekat satu sama lain, menurut memo internal yang didapat Reuters. Perangkat tersebut akan diujicobakan mulai Rabu di gudang Amazon yang berada di luar Seattle.
Amazon juga telah merekrut posisi untuk peran seperti duta dan satgas yang mensosialisasikan protokol kesehatan. Tanggung jawab posisi tersebut mulai dari audit frekuensi hingga verifikasi jumlah karyawan untuk tidak melebihi batas tempat duduk di ruang istirahat.
Kamera AI
Amazon, yang akan membuka sumber teknologi di balik sistem Distance Assistant, bukan perusahaan pertama yang beralih ke AI untuk melacak kepatuhan karyawan terhadap kebijakan jaga jarak fisik.
Beberapa perusahaan mengatakan perangkat lunak berbasis kamera AI sangat penting karena memungkinkan mereka untuk menunjukkan tidak hanya pada pekerja dan pelanggan, tetapi juga kepada perusahaan asuransi dan regulator, bahwa mereka memantau dan menegakkan protokol kesehatan.
Namun, aktivis privasi khawatir akan pelacakan orang yang semakin rinci dan telah mendesak perusahaan untuk membatasi penggunaan AI pada pandemi.
Amazon mengatakan bahwa sistem pelacakannya ada di beberapa bangunan, dan berencana untuk menambah ratusan unit sistem pelacakan tersebut dalam beberapa pekan ke depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Peluncuran ini terjadi ketika perusahaan e-commerce terbesar di dunia itu menghadapi pengawasan intensif dari anggota parlemen dan serikat pekerja AS soal perlindungan terhadap karyawan selama pandemi COVID-19.
Dikutip dari Reuters, Rabu, monitor yang didirikan di gudang Amazon akan menyoroti pekerja untuk menjaga jarak aman di lingkaran hijau, sementara pekerja yang berdekatan akan disorot dalam lingkaran merah.
Baca juga: Corona di AS sudah mencapai 2.104.346 kasus, dengan 116.140 kematian
Baca juga: Ilmuwan Singapura segera uji coba vaksin COVID-19 pada manusia
Amazon mengatakan, sistem, yang dinamai "Distance Assistant," itu menggunakan rekaman kamera di gedung-gedung Amazon untuk juga membantu mengidentifikasi area yang padat.
Amazon juga menguji perangkat yang dapat dipakai yang menyala dan mengeluarkan suara ketika para pekerja terlalu dekat satu sama lain, menurut memo internal yang didapat Reuters. Perangkat tersebut akan diujicobakan mulai Rabu di gudang Amazon yang berada di luar Seattle.
Amazon juga telah merekrut posisi untuk peran seperti duta dan satgas yang mensosialisasikan protokol kesehatan. Tanggung jawab posisi tersebut mulai dari audit frekuensi hingga verifikasi jumlah karyawan untuk tidak melebihi batas tempat duduk di ruang istirahat.
Kamera AI
Amazon, yang akan membuka sumber teknologi di balik sistem Distance Assistant, bukan perusahaan pertama yang beralih ke AI untuk melacak kepatuhan karyawan terhadap kebijakan jaga jarak fisik.
Beberapa perusahaan mengatakan perangkat lunak berbasis kamera AI sangat penting karena memungkinkan mereka untuk menunjukkan tidak hanya pada pekerja dan pelanggan, tetapi juga kepada perusahaan asuransi dan regulator, bahwa mereka memantau dan menegakkan protokol kesehatan.
Namun, aktivis privasi khawatir akan pelacakan orang yang semakin rinci dan telah mendesak perusahaan untuk membatasi penggunaan AI pada pandemi.
Amazon mengatakan bahwa sistem pelacakannya ada di beberapa bangunan, dan berencana untuk menambah ratusan unit sistem pelacakan tersebut dalam beberapa pekan ke depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020