Pemerintah Jepang akan segera mencabut status darurat COVID-19 di Osaka, Kyoto, dan Hyogo seiring dengan kasus infeksi yang terus menurun, kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura pada Kamis.
"Saya percaya bahwa aman untuk mencabut status darurat di Kyoto, Osaka, dan Hyogo karena kasus baru dalam beberapa hari terakhir ini di bawah rasio 0,5 per 100.000 orang, dan layanan medis juga sudah berada di bawah kendali," kata Nishimura kepada para ahli dalam sebuah rapat yang terbuka bagi media.
Sementara Tokyo dan empat prefektur lainnya, termasuk Hokkaido, akan tetap berada di bawah status darurat.
Baca juga: Terkait penempatan boneka seks di tribun penonton, Klub FC Seoul dianggap mempermalukan suporter wanita
Ketiga prefektur itu hingga saat ini mempunyai rata-rata rasio 0,09 kasus infeksi per 100.000 orang, kontras dengan rasio Tokyo dan sekitarnya yang berada di angka 0,59 serta Hokkaido di angka 0,69.
Kasus baru di Tokyo rata-rata sudah jatuh ke angka satu digit, sementara di Osaka sudah mencapai nihil kasus baru.
Usai rapat tersebut, Nishimura membuat pernyataan pers dengan menyebut perlu persetujuan lebih lanjut untuk melancarkan rencana itu.
Sejauh ini, kasus COVID-19 di Jepang relatif tidak terlalu parah dibandingkan negara-negara lain di dunia, yakni dengan catatan kasus terkonfirmasi sebanyak 16.433 infeksi dengan 784 kematian per 21 Mei, menurut penyiaran publik NHK.
Namun, situasi pandemi serta aturan pembatasan kegiatan masyarakat dan bisnis di bawah status darurat tetap saja menyebabkan resesi ekonomi. Perdana Menteri Shinzo Abe juga berupaya menyeimbangkan kepentingan kesehatan dan perekonomian.
Langkah untuk kembali membuka Kyoto, Osaka, dan Hyogo diambil satu pekan setelah Abe mengumumkan bahwa status darurat yang diterapkan di seluruh wilayah Jepang akan segera dicabut di banyak area.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Saya percaya bahwa aman untuk mencabut status darurat di Kyoto, Osaka, dan Hyogo karena kasus baru dalam beberapa hari terakhir ini di bawah rasio 0,5 per 100.000 orang, dan layanan medis juga sudah berada di bawah kendali," kata Nishimura kepada para ahli dalam sebuah rapat yang terbuka bagi media.
Sementara Tokyo dan empat prefektur lainnya, termasuk Hokkaido, akan tetap berada di bawah status darurat.
Baca juga: Terkait penempatan boneka seks di tribun penonton, Klub FC Seoul dianggap mempermalukan suporter wanita
Ketiga prefektur itu hingga saat ini mempunyai rata-rata rasio 0,09 kasus infeksi per 100.000 orang, kontras dengan rasio Tokyo dan sekitarnya yang berada di angka 0,59 serta Hokkaido di angka 0,69.
Kasus baru di Tokyo rata-rata sudah jatuh ke angka satu digit, sementara di Osaka sudah mencapai nihil kasus baru.
Usai rapat tersebut, Nishimura membuat pernyataan pers dengan menyebut perlu persetujuan lebih lanjut untuk melancarkan rencana itu.
Sejauh ini, kasus COVID-19 di Jepang relatif tidak terlalu parah dibandingkan negara-negara lain di dunia, yakni dengan catatan kasus terkonfirmasi sebanyak 16.433 infeksi dengan 784 kematian per 21 Mei, menurut penyiaran publik NHK.
Namun, situasi pandemi serta aturan pembatasan kegiatan masyarakat dan bisnis di bawah status darurat tetap saja menyebabkan resesi ekonomi. Perdana Menteri Shinzo Abe juga berupaya menyeimbangkan kepentingan kesehatan dan perekonomian.
Langkah untuk kembali membuka Kyoto, Osaka, dan Hyogo diambil satu pekan setelah Abe mengumumkan bahwa status darurat yang diterapkan di seluruh wilayah Jepang akan segera dicabut di banyak area.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020