Penjualan bibit ikan jurung Anton Marihot Sihombing warga Kabupaten Tapanuli Selatan puluhan juta hilang sejak wabah virus corona atau CIVID-19 melanda negeri ini.
"Sebulan penjualan bisa mencapai Rp30 - 35 juta. Sejak wabah virus corona tidak lagi," keluh Anton saat ditemui ANTARA, Senin (13/4).
Dia memiliki 23 petak kolam pembibitan ikan yang beralamat di Desa Padang Lancat, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan itu.
Mulai bibit ikan jurung, bibit ikan mas, bibit ikan Koi, bibit ikan baung yang jumlahnya sekarang 40 ribu ekor lebih.
"Pakan ikan setiap harinya wajib diberikan. Tambah honor 3 karyawan. Sebulan pengeluaran wajib plus biaya listrik mencapai Rp10 juta," ungkapnya.
Bila order ke Tapanuli Tengah, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara lancar seperti selama ini, pengeluaran Rp10 juta tersebut masih bisa ditutupi.
"Tetapi hilangnya omset Rp30-35 juta seperti selama ini, untuk beban pengeluaran wajib Rp10 juta terasa cukup berat juga," sebutnya.
Kerugian lain dialami tidak adanya pelatihan dampak "social distancing" mencegah penyebaran COVID-19.
Soalnya pembibitan ikan jurung ini sejak lama dikenal Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2 MKP/UPR) Amphibi.
"Permintaan pelatihan dari Dinas Perikanan Kabupaten di Sumatera Utara, Riau, USU, SMK Perikanan Angkola Sangkunur, dan Pusat biasanya rutin sekali sebulan. Sekarang stop akibat wabah virus," jelasnya.
"Bila saja ada pemangku-pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta mau memberikan atensi kita juga mengucapkan terimakasih," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Sebulan penjualan bisa mencapai Rp30 - 35 juta. Sejak wabah virus corona tidak lagi," keluh Anton saat ditemui ANTARA, Senin (13/4).
Dia memiliki 23 petak kolam pembibitan ikan yang beralamat di Desa Padang Lancat, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan itu.
Mulai bibit ikan jurung, bibit ikan mas, bibit ikan Koi, bibit ikan baung yang jumlahnya sekarang 40 ribu ekor lebih.
"Pakan ikan setiap harinya wajib diberikan. Tambah honor 3 karyawan. Sebulan pengeluaran wajib plus biaya listrik mencapai Rp10 juta," ungkapnya.
Bila order ke Tapanuli Tengah, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara lancar seperti selama ini, pengeluaran Rp10 juta tersebut masih bisa ditutupi.
"Tetapi hilangnya omset Rp30-35 juta seperti selama ini, untuk beban pengeluaran wajib Rp10 juta terasa cukup berat juga," sebutnya.
Kerugian lain dialami tidak adanya pelatihan dampak "social distancing" mencegah penyebaran COVID-19.
Soalnya pembibitan ikan jurung ini sejak lama dikenal Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2 MKP/UPR) Amphibi.
"Permintaan pelatihan dari Dinas Perikanan Kabupaten di Sumatera Utara, Riau, USU, SMK Perikanan Angkola Sangkunur, dan Pusat biasanya rutin sekali sebulan. Sekarang stop akibat wabah virus," jelasnya.
"Bila saja ada pemangku-pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta mau memberikan atensi kita juga mengucapkan terimakasih," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020