Presiden Joko Widodo meminta jajaran pemerintah memastikan suplai alat kesehatan untuk keperluan penanganan pasien COVID-19 seperti ventilator dan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis.
"Dicek berkaitan ventilator, APD, jangan sampai ada yang mengeluh kekurangan. Agar suplai betul-betul dilihat sehingga tidak ada keluhan di bawah," katanya saat menyampaikan pengantar dalam Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah larang ASN, TNI, Polri dan pegawai BUMN mudik saat Idul Fitri 2020
Baca juga: Kemenkumham patuhi Presiden tidak bebaskan napi koruptor
Baca juga: Presiden tegaskan napi korupsi tidak dibebaskan karena COVID-19
Presiden juga menginginkan jangkauan pemeriksaan menggunakan metode reaksi rantai polimerase (Polymerase Chain Reaction/PCR) diperluas supaya tidak sampai terjadi penumpukan pekerjaan pemeriksaan spesimen pasien, terutama di daerah episentrum wabah COVID-19.
Saat ini sudah dilakukan 26.500 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR untuk mendeteksi infeksi virus corona tipe baru dan Presiden menginginkan setidaknya dapat dilakukan hingga 10.000 pemeriksaan menggunakan metode PCR setiap hari.
"Oleh karena itu saya sangat menghargai pengadaan 18 alat tes PCR yang dilakukan Kementerian BUMN, yang dalam minggu ini satu, dua, tiga alat itu sudah bisa di-install (pasang)," katanya.
Ia menambahkan, apabila setiap alat itu bisa digunakan untuk melakukan 500 kali pemeriksaan sehari maka dengan 18 alat bisa dilakukan hingga 9.000 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR setiap hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Dicek berkaitan ventilator, APD, jangan sampai ada yang mengeluh kekurangan. Agar suplai betul-betul dilihat sehingga tidak ada keluhan di bawah," katanya saat menyampaikan pengantar dalam Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah larang ASN, TNI, Polri dan pegawai BUMN mudik saat Idul Fitri 2020
Baca juga: Kemenkumham patuhi Presiden tidak bebaskan napi koruptor
Baca juga: Presiden tegaskan napi korupsi tidak dibebaskan karena COVID-19
Presiden juga menginginkan jangkauan pemeriksaan menggunakan metode reaksi rantai polimerase (Polymerase Chain Reaction/PCR) diperluas supaya tidak sampai terjadi penumpukan pekerjaan pemeriksaan spesimen pasien, terutama di daerah episentrum wabah COVID-19.
Saat ini sudah dilakukan 26.500 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR untuk mendeteksi infeksi virus corona tipe baru dan Presiden menginginkan setidaknya dapat dilakukan hingga 10.000 pemeriksaan menggunakan metode PCR setiap hari.
"Oleh karena itu saya sangat menghargai pengadaan 18 alat tes PCR yang dilakukan Kementerian BUMN, yang dalam minggu ini satu, dua, tiga alat itu sudah bisa di-install (pasang)," katanya.
Ia menambahkan, apabila setiap alat itu bisa digunakan untuk melakukan 500 kali pemeriksaan sehari maka dengan 18 alat bisa dilakukan hingga 9.000 pemeriksaan spesimen menggunakan metode PCR setiap hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020