Seratusan warga Desa Banuaji I, II, IV, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara kembali menyuarakan desakan penghentian sementara dan penutupan aktifitas Sarulla Operation Limited (SOL) dalam mengeksplorasi panas bumi menjadi pembangkit listrik yang diduga menimbulkan gas beracun berupa H2S atau asam sulfida, dan mengancam nyawa masyarakat setempat.

Demo massa yang dipimpin Koordinator Aksi Dolfri Sihombing selaku Ketua DPW LSM PKAP RI Sumut, Senin (16/3), menyebutkan, aksi yang digelar mendesak wakil rakyat untuk segera menyikapi persoalan munculnya gas beracun di wilayah Banuaji.

Baca juga: RSU Tarutung pantau pasien kelima terduga "suspect" corona dari Balige

"Tuntutan kita mendesak agar ahli berkompeten segera diturunkan ke lokasi untuk menyelidiki semburan gas beracun yang diduga akibat aktifitas SOL, serta penghentian sementara aktifitas SOL hingga persoalan semburan gas selesai," terang Dolfri dalam orasinya di depan gedung DPRD Taput.

Baca juga: TPL sektor Aek Raja akan tanami 1.401 Ha lahan buka peluang kerja

Massa yang mendatangi gedung dewan setempat sekira pukul 10.30 WIB dikawal barisan aparat kepolisian, menyampaikan orasi dan tuntutan kepada anggota dewan, meski tak satupun wakil rakyat yang tampak di gedung tersebut.

"Apa yang menjadi aspirasi kami, bukanlah retorika. Silahkan datang langsung ke lokasi. Mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, apalagi saat cuaca mendung, gas beracun masih terus menyembur dan mengancam jiwa kami," teriak massa.

Anak mendiang Sabungan Sinaga yang tewas di areal persawahannya pada 16 Mei 2019 lalu diduga akibat polusi gas asam sulfida berharap adanya langkah sesegera mungkin dari pemerintah untuk menghentikan operasional SOL.

Baca juga: RSU Tarutung pantau pasien kelima terduga "suspect" corona dari Balige

"Jika Banuaji sudah tidak layak lagi didiami, kami harus tahu, agar kami meninggalkan wilayah itu. Jangan sampai ada korban jiwa lagi," ujarnya.

Bahkan seorang ibu dari barisan massa juga mengungkapkan, bahwa kondisi kepala pusing hingga sesak bernafas kerap dialami petani di wilayah itu saat terpapar gas beracun di lahan persawahannya.

Harapan massa, pemerintah segera menurunkan ahli berkompeten untuk menelusuri kebenaran atas dugaan aktifitas SOL yang memunculkan semburan gas beracun.

Baca juga: TPL sektor Aek Raja akan tanami 1.401 Ha lahan buka peluang kerja

Selain itu, massa juga mendesak penghentian sementara aktifitas SOL hingga persoalan yang muncul dapat diselesaikan.

Orator massa juga mengancam akan membawa persoalan tersebut langsung ke Presiden Joko Widodo.

Sekretaris DPRD Taput Rahman Situmeang yang menjawab massa menyebutkan jika dirinya mewakili anggota dewan ditugaskan untuk memberitahukan bahwa seluruh anggota dewan tidak berada di tempat berhubung karena tugas di luar kota.

"Seluruh aspirasi masyarakat yang disampaikan saat ini telah kami catat dan akan kami sampaikan ke pimpinan DPRD," sebut Rahman.

Namun, massa yang merasa tidak puas atas ketidakhadiran dari seorangpun anggota dewan yang menyambut aspirasi mereka memilih untuk tetap berada di depan gedung, hingga berita ini diturunkan.

Terpisah, Humas Eksternal SOL Industan Sitompul mengutip kembali isi siaran persnya yang membantah tudingan massa terkait aktifitas SOL yang menimbulkan gas beracun di wilayah Banuaji.

"Fenomena fumarol atau keluarnya uap air dan gas seperti karbon dioksida, belerang dioksida, asam klorida, dan hidrogen sulfida, ke permukaan merupakan salah satu bentuk jenis-jenis manifestasi alam di dalam sesar besar sumatera yang memiliki tektonik aktif," jelasnya.

Dikatakan, Desa Banuaji berlokasi sekitar 10 km ke arah barat laut di atas hulu dari lokasi produksi PLTP Sarulla.

Lokasinya cukup jauh dari lokasi operasional PLTP Sarulla dan Desa Banuaji tidak terkategori sebagai desa terdampak dalam AMDAL milik SOL.
 
Satu unit angkutan kota BB 1506 LA terbakar saat melintas di depan gedung DPRD Taput di jalan SM Raja Tarutung. (ANTARA/Rinto Aritonang)

Sementara itu, di tengah hiruk pikuk massa yang menyampaikan aspirasi di depan gedung dewan dan menyita perhatian publik di sekitar Jalan SM Raja Tarutung, satu unit angkutan kota BB 1506 LA yang sedang melintas mengalami kebakaran setelah lidah api muncul akibat kebocoran tangki bensin mobil.

Namun, upaya pemadaman spontanitas yang dilakukan sejumlah aparat kepolisian dibantu masyarakat mampu memadamkan api.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020