Himpunan Jurusan Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik (HMJ IAP) FISIP UMSU menggelar seminar dan diskusi publik bertema Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Zona Ekonomi Eksklusif di Sumatera, Kamis (12/3) di Auditorium UMSU, kampus Jalan Mukhtar Basri, Medan.
Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa menghadirkan tiga pembicara, yakni Dr. Dedi Iskandar Batubara, S.Sos, MSP selaku Anggota DPD RI, Mayor Laut Sujarwo Hermawan dari Lantamal I Belawan, dan Nalil Khairiah, M.Pd selaku Ketua Prodi IAP yang juga sedang studi S3 Hubungan Internasional di Unpad Bandung.
Dedi Iskandar dalam paparannya menyatakan, jika pengelolaan laut dan penanganan zona ekonomi eksklusif salah kebijakan, Indonesia bisa makin terpuruk.
Kemudian, Indonesia yang punya laut dan kekayaan yang ada di dalamnya serta pantai dengan segala potensinya, tapi jika salah kelola dan salah kebijakan yang memanfaatkannya adalah orang luar atau pihak asing.
"Penanganan masalah yang terjadi di laut, sifatnya masih responsif dan insidental. Jika ada masalah, baru ada respon. Belum terencana secara jelas dalam sebuah blue print," ujar anggota DPD RI yang sekarang diberi kewenangan salah satunya membidangi Perikanan dan Kelautan.
Menurut Dedi lagi, perhatian pemerintah terhadap kelautan belum maksimal, termasuk juga keberpihakan terhadap nelayan yang masih kurang. Padahal, wilayah laut lebih luas dari daratan.
"Ke depan, pemerintah harus membuat blue print yang lebih jelas dan tegas. Khusus untuk Sumut bisa melakukan pengembangan beberapa pulau dan pantai menjadi destinasi wisata," katanya.
Sujarwo Hermawan dari Lantamal Belawan menyampaikan perlunya badan khusus yang menangani soal zona ekonomi eksklusif ini.
Pembicara lainnya, Nalil Khairiah menyampaikan berbagai persoalan kelautan harus diselesaikan dengan maksimalisasi Poros Maritim dengan lima pilar utama, di antaranya pembangunan kembali budaya maritim dan penempatan nelayan sebagai pilar utama.
Sebelumnya, seminar yang merupakan program kerja HMJ IAP FISIP UMSU dibuka WR 3, Dr. Rudianto, M.Si.
"Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk pengembangan potensi mahasiswa dan HMJ juga sekaligus sebagai wujud eksistensi prodi, fakultas, dan universitas. Tema seminar juga menarik dalam konteks diskusi pengembangan potensi kelautan Sumatera Utara," paparnya.
Hadir dalam kegiatan itu Dekan FISIP Dr. Arifin Saleh MSP, WD 1 Zulfahmi Ibnu M.IKom, WD 3 Abrar Adhani M.IKom, Sekretaris Prodi IAP Ananda Mahardika MSP dan beberapa dosen lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa menghadirkan tiga pembicara, yakni Dr. Dedi Iskandar Batubara, S.Sos, MSP selaku Anggota DPD RI, Mayor Laut Sujarwo Hermawan dari Lantamal I Belawan, dan Nalil Khairiah, M.Pd selaku Ketua Prodi IAP yang juga sedang studi S3 Hubungan Internasional di Unpad Bandung.
Dedi Iskandar dalam paparannya menyatakan, jika pengelolaan laut dan penanganan zona ekonomi eksklusif salah kebijakan, Indonesia bisa makin terpuruk.
Kemudian, Indonesia yang punya laut dan kekayaan yang ada di dalamnya serta pantai dengan segala potensinya, tapi jika salah kelola dan salah kebijakan yang memanfaatkannya adalah orang luar atau pihak asing.
"Penanganan masalah yang terjadi di laut, sifatnya masih responsif dan insidental. Jika ada masalah, baru ada respon. Belum terencana secara jelas dalam sebuah blue print," ujar anggota DPD RI yang sekarang diberi kewenangan salah satunya membidangi Perikanan dan Kelautan.
Menurut Dedi lagi, perhatian pemerintah terhadap kelautan belum maksimal, termasuk juga keberpihakan terhadap nelayan yang masih kurang. Padahal, wilayah laut lebih luas dari daratan.
"Ke depan, pemerintah harus membuat blue print yang lebih jelas dan tegas. Khusus untuk Sumut bisa melakukan pengembangan beberapa pulau dan pantai menjadi destinasi wisata," katanya.
Sujarwo Hermawan dari Lantamal Belawan menyampaikan perlunya badan khusus yang menangani soal zona ekonomi eksklusif ini.
Pembicara lainnya, Nalil Khairiah menyampaikan berbagai persoalan kelautan harus diselesaikan dengan maksimalisasi Poros Maritim dengan lima pilar utama, di antaranya pembangunan kembali budaya maritim dan penempatan nelayan sebagai pilar utama.
Sebelumnya, seminar yang merupakan program kerja HMJ IAP FISIP UMSU dibuka WR 3, Dr. Rudianto, M.Si.
"Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk pengembangan potensi mahasiswa dan HMJ juga sekaligus sebagai wujud eksistensi prodi, fakultas, dan universitas. Tema seminar juga menarik dalam konteks diskusi pengembangan potensi kelautan Sumatera Utara," paparnya.
Hadir dalam kegiatan itu Dekan FISIP Dr. Arifin Saleh MSP, WD 1 Zulfahmi Ibnu M.IKom, WD 3 Abrar Adhani M.IKom, Sekretaris Prodi IAP Ananda Mahardika MSP dan beberapa dosen lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020