Generasi muda Indonesia diharapkan terus menyiapkan dirinya untuk menghadapi bonus demografi yang membuat persaingan di dunia kerja semakin ketat.

Pengurus DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sumatera Utara, Ririn Frilia, di Medan, mengatakan saat ini terdapat terobosan kebijakan dari Pemerintah yang akan memfasilitasi generasi muda untuk mendapatkan pekerjaan.

"Mau nanti undang-undangnya Omnibus Law dan pasar bebas, mau tidak mau kita harus terus berbenah dan mempersiapkan diri dalam bersaing termasuk kalangan mahasiswa dan generasi muda karena kalau tidak kita akan tertinggal," katanya ketika menjadi narasumber pada kegiatan diskusi publik yang berlangsung di Gedung Peradilan Semu Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Kamis (5/3). 

Baca juga: Anda merasa mengalami gejala Corona, hubungi call center 0821-6490-2482

Ririn meminta untuk jernih berpikir saat menyikapi setiap kebijakan pemerintah dalam hal pengentasan pengangguran.

Ririn meyakini RUU Cipta Kerja tersebut bisa mendatangkan investor dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya sehingga pengangguran bisa ditekan.

Baca juga: Bulog Sumut jamin stok beras untuk bantu kendalikan harga

"Supaya kita bisa bersaing dengan pasar bebas dan gak perlu takut sama investor luar," tambahnya.

Diskusi publik yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Muda Indonesia Sumut itu mengusung tema "Indonesia Butuh Kerja". Dalam diskusi tersebut Ririn menilai yang perlu dilakukan anak muda hari ini adalah meningkatkan kualitas diri.

"Jadi lebih kepada personal, gimana SDM (Sumber Daya Manusia) seseorang. Seiring dengan pengalaman kita kurang di attitude (tingkah laku) dan etika, padahal itu penting di bisnis," tambahnya.

Kata dia, di Indonesia banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa atau generasi muda untuk mencari uang. Oleh karena itu, ia mengajak anak muda khususnya mahasiswa untuk lebih berfikir menjadi enterpreneur atau pengusaha ketimbang menjadi pekerja.

"Di Turki, jualan online kena pajak, di Indonesia gak. Jadi itu bisa kita manfaatkan untuk menjadi enterpreneur, saat ini mudah punya skill masak bisa jualan, tinggal posting di media sosial," terangnya.

Sementara itu, Guru Besar Ekonomi USU, Prof Ramli menilai ekonomi akan kuat jika tenaga kerja terfasilitasi.

"Kalau ekonomi baik, tenaga kerja juga akan baik," tuturnya.

Ramli berharap Pemerintah bisa memfasilitasi agar angkatan kerja di Sumut bisa mendapat kesempatan pekerjaan lebih layak.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Agustus 2019, jumlah pengangguran di Sumatera Utara telah mencapai 383 ribu orang.

Pewarta: Septianda Perdana

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020