North Sumatera Hydro Energi (NSHE) meyakini kuat dengan upaya mitigasi yang dilakukan terhadap Orangutan Tapanuli, kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru bisa mengurangi dampak kepunahan hewan tersebut.

Senior Advisor PT NSHE, Emmy Hafild di Medan, Kamis (20/2), mengatakan, masa depan Orangutan Tapanuli tidak tergantung hanya dalam kawasan Hutan Batangtoru saja.

Namun, di luar itu, katanya, untuk kelangsungan hidup jangka panjang, ada kebutuhan penting guna menjaga dan meningkatkan konektivitas habitat. Serta mengurangi hilangnya habitat maupun konflik dengan manusia di seluruh ekosistem Batangtoru secara keseluruhan.

Baca juga: Orangutan di rumah dinas Bupati Tapanuli Utara, Ini penjelasan BBKSDA Sumut

“Kami melihat peluang untuk meningkatkan habitat Orangutan Tapanuli yang saat ini tidak terlindungi ke status terlindungi dan meningkatkan hutan yang sudah terlindungi ke tingkat perlindungan yang lebih tinggi,” katanya.

Dia berada di Medan dalam rangkaian Workshop Collaboration On The Conservation of the Tapanuli Orangutan and Its Habitats in The Batangtoru, di Hotel Cambridge, Medan.

Emmy mengatakan, saat ini yang terpenting bagi NSHE adalah adanya fakta ilmiah, tentang luas kerusakan hutan bukan berdasarkan dugaan-dugaan saja.

Baca juga: BBKSDA Sumut lepasliarkan orangutan di hutan lindung Tapteng

“NSHE hanya satu masalah di sana. Ada masalah lain, itu dari perusahaan yang ada di sana," katanya.

Ia mengatakan, seharusnya hal yang sama juga dilakukan semua perusahaan untuk meminimalisir dampaknya terhadap kerusakan hutan Batangtoru. Bahkan, ia mengklaim NSHE sudah menyediakan lahan seluas 32 hektare yang akan digunakan untuk penelitian Orangutan Tapanuli.

Direktur Konservasi PanEco Foundation Ian Singleton mengatakan dampak atas proyek pembangkit listrik tenaga air PLTA Batangtoru yang dilakukan oleh NSHE terhadap keberlangsungan hidup Orangutan Tapanuli masih dapat direstorasi.

Baca juga: Akan dijual melalui media sosial, dua bayi orangutan disita petugas

“Program NSHE dampaknya tidak terlalu besar, sebagian besar lahan yang akan dibuka ataupun sudah dibuka dapat direstorasi," katanya.

Dia menyebutkan, jika NSHE melakukan mitigasi diakui bahwa dampaknya secara fisik bagi Orangutan bisa minimal. Menurut Ian, kekhawatiran akan terputusnya jalur migrasi Orangutan Tapanuli karena blok hutan Batangtoru Barat maupun blok hutan Batangtoru Timur, bisa diatasi dengan membuat penyeberangan.

"Kelestarian Orangutan Tapanuli selaku jenis kera besar yang paling terancam punah harus dilakukan dengan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020