Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendistribusikan pangan untuk 10.000 keluarga prasejahtera Indonesia melalui pemberian layanan beras dan air gratis.
ACT menjangkau masyarakat luas tersebut melalui peluncuran awal program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia (SKPI) pada Jumat.
Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa masalah-masalah kemanusiaan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah ACT, bukanlah hanya masalah bencana alam. Namun, ada begitu banyak kesengsaraan, kemiskinan, dan lain sebagainya yang kemudian menjadi dasar lahirnya berbagai program unggulan salah satunya program SKPI.
Baca juga: ACT salurkan ratusan Al Quran dan bantuan pangan untuk pengungsi Suriah
“Kami ACT tidak hanya membersamai korban bencana alam, namun juga berbagai kesengsaraan. Ada berbagai fenomena, dimana banyak saudara kita yang harus jadi pengungsi. Belum lagi saudara-saudara kita di negara-negara konflik, banyak yang masih dijajah. Ini yang kami sebut tragedi kemanusiaan. Ada lagi bencana lainnya yang perlu selalu kita ingat yaitu kemiskinan. Seperti yang kita tahu, negeri ini tidak hanya darurat bencana alam, tetapi juga darurat kemiskinan. Namun, kita harus melihatnya dengan sikap optimistis. Kemiskinan merupakan lahan kebaikan untuk kita semakin peduli sesama," jelas dia.
Baca juga: ACT Sumut distribusikan 1,5 Ton beras untuk Kampung Nelayan Seberang
SKPI merupakan program pemberian beras gratis kepada keluarga prasejahtera guna memenuhi kebutuhan dan mencegah ketimpangan pangan di Indonesia. Beras yang diberikan ke berbagai keluarga prasejahtera di Indonesia berasal dari Lumbung Beras Wakaf dan didistribusikan menggunakan Humanity Rice Truck. Sebelum peluncurannya, program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia telah menjangkau 42 desa di Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta, Blora, dan Malang pada akhir 2019. Puluhan ton beras telah diterima 42.000 penerima manfaat.
Baca juga: ACT kirim bantuan untuk pengungsi Suriah di musim dingin
ACT telah menangani permasalahan kemiskinan, sama spiritnya ketika lembaga ini menangani bencana alam dan konflik peperangan.
"In syaa Allah target kami bisa mendirikan 100 Lumbung Beras Wakaf yang bisa mempekerjakan lebih dari 5.000 orang. Selain itu, kami ingin juga meluaskan maslahat wakaf. Wakaf yang kami maksud bukan berupa masjid, tanah, kuburan, tetapi wakaf beras, wakaf air, tetapi lumbung-lumbung pangan dan air yang didanai oleh masyarakat sehingga lebih produktif. Mudah-mudahan dengan layanan seperti ini, maka akan meluas juga partisipasi sedekah dari umat untuk sesama. Untuk saat ini, lebih dahulu kami akan lebih concern kepada kebutuhan pangan. Semoga 10.000 KK prasejahtera di Jakarta akan segera menerima beras dan air wakaf dari kami. In syaa Allah akan menyusul di provinsi-provinsi lain. Setiap bulan kami juga akan mengirimkan lima kilogram beras wakaf untuk setiap keluarga prasejahtera yang terdaftar, mudah-mudahan ke depannya bisa menjadi 10 kilogram," tambah Ahyudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
ACT menjangkau masyarakat luas tersebut melalui peluncuran awal program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia (SKPI) pada Jumat.
Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa masalah-masalah kemanusiaan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah ACT, bukanlah hanya masalah bencana alam. Namun, ada begitu banyak kesengsaraan, kemiskinan, dan lain sebagainya yang kemudian menjadi dasar lahirnya berbagai program unggulan salah satunya program SKPI.
Baca juga: ACT salurkan ratusan Al Quran dan bantuan pangan untuk pengungsi Suriah
“Kami ACT tidak hanya membersamai korban bencana alam, namun juga berbagai kesengsaraan. Ada berbagai fenomena, dimana banyak saudara kita yang harus jadi pengungsi. Belum lagi saudara-saudara kita di negara-negara konflik, banyak yang masih dijajah. Ini yang kami sebut tragedi kemanusiaan. Ada lagi bencana lainnya yang perlu selalu kita ingat yaitu kemiskinan. Seperti yang kita tahu, negeri ini tidak hanya darurat bencana alam, tetapi juga darurat kemiskinan. Namun, kita harus melihatnya dengan sikap optimistis. Kemiskinan merupakan lahan kebaikan untuk kita semakin peduli sesama," jelas dia.
Baca juga: ACT Sumut distribusikan 1,5 Ton beras untuk Kampung Nelayan Seberang
SKPI merupakan program pemberian beras gratis kepada keluarga prasejahtera guna memenuhi kebutuhan dan mencegah ketimpangan pangan di Indonesia. Beras yang diberikan ke berbagai keluarga prasejahtera di Indonesia berasal dari Lumbung Beras Wakaf dan didistribusikan menggunakan Humanity Rice Truck. Sebelum peluncurannya, program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia telah menjangkau 42 desa di Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta, Blora, dan Malang pada akhir 2019. Puluhan ton beras telah diterima 42.000 penerima manfaat.
Baca juga: ACT kirim bantuan untuk pengungsi Suriah di musim dingin
ACT telah menangani permasalahan kemiskinan, sama spiritnya ketika lembaga ini menangani bencana alam dan konflik peperangan.
"In syaa Allah target kami bisa mendirikan 100 Lumbung Beras Wakaf yang bisa mempekerjakan lebih dari 5.000 orang. Selain itu, kami ingin juga meluaskan maslahat wakaf. Wakaf yang kami maksud bukan berupa masjid, tanah, kuburan, tetapi wakaf beras, wakaf air, tetapi lumbung-lumbung pangan dan air yang didanai oleh masyarakat sehingga lebih produktif. Mudah-mudahan dengan layanan seperti ini, maka akan meluas juga partisipasi sedekah dari umat untuk sesama. Untuk saat ini, lebih dahulu kami akan lebih concern kepada kebutuhan pangan. Semoga 10.000 KK prasejahtera di Jakarta akan segera menerima beras dan air wakaf dari kami. In syaa Allah akan menyusul di provinsi-provinsi lain. Setiap bulan kami juga akan mengirimkan lima kilogram beras wakaf untuk setiap keluarga prasejahtera yang terdaftar, mudah-mudahan ke depannya bisa menjadi 10 kilogram," tambah Ahyudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020