Seorang wisatawan wanita dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, yang melakukan perjalanan wisata ke Malaysia dinyatakan positif terjangkit wabah virus corona.
"Dengan penambahan satu orang ini menjadikan jumlah korban yang positif terjangkit wabah corona di Malaysia berjumlah 15 kasus," ujar Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad di Putrajaya, Jumat.
Baca juga: 5 TKA China di Karo disurveillance
Dzulkefly mengatakan wanita berusia 59 tahun tersebut bersama-sama suami, anak lelaki dan menantunya tiba di Singapura pada 17 Januari lalu.
"Wanita tersebut bersama keluarganya berkunjung ke Johor Bahru empat hari kemudian dan banyak menghabiskan waktunya di tempat penginapan," katanya.
Baca juga: Amnesty International soroti kematian dokter China pengungkap corona
Baca juga: Jumlah korban jiwa di China karena virus corona naik jadi 636
Dzulkefly mengatakan dia mulai mengalami gejala demam pada 26 Januari 2020.
"Dia tidak mendapatkan perawatan dari fasilitas kesehatan manapun dan hanya mengambil obat demam yang dibeli anaknya dari apotik yang dekat tempat penginapannya," katanya.
Dzulkefly mengatakan dia dijadwalkan pulang ke China pada 4 Februari 2020 dengan menaiki penerbangan dari Johor Bahru ke Guangzhou tetapi telah menunda keberangkatannya karena kurang sehat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Dengan penambahan satu orang ini menjadikan jumlah korban yang positif terjangkit wabah corona di Malaysia berjumlah 15 kasus," ujar Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad di Putrajaya, Jumat.
Baca juga: 5 TKA China di Karo disurveillance
Dzulkefly mengatakan wanita berusia 59 tahun tersebut bersama-sama suami, anak lelaki dan menantunya tiba di Singapura pada 17 Januari lalu.
"Wanita tersebut bersama keluarganya berkunjung ke Johor Bahru empat hari kemudian dan banyak menghabiskan waktunya di tempat penginapan," katanya.
Baca juga: Amnesty International soroti kematian dokter China pengungkap corona
Baca juga: Jumlah korban jiwa di China karena virus corona naik jadi 636
Dzulkefly mengatakan dia mulai mengalami gejala demam pada 26 Januari 2020.
"Dia tidak mendapatkan perawatan dari fasilitas kesehatan manapun dan hanya mengambil obat demam yang dibeli anaknya dari apotik yang dekat tempat penginapannya," katanya.
Dzulkefly mengatakan dia dijadwalkan pulang ke China pada 4 Februari 2020 dengan menaiki penerbangan dari Johor Bahru ke Guangzhou tetapi telah menunda keberangkatannya karena kurang sehat.
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020