Sebanyak 64 rumah sakit milik badan usaha milik negara (BUMN) bersiaga dengan melakukan sosialisasi tentang infeksi virus corona dalam upaya mengantisipasi penyebaran virus tersebut di Indonesia.
Sosialisasi tentang infeksi virus dengan nama Novel Corona Virus (Ncov) ini bertujuan untuk membangun pemahaman dan kesadaran tentang penyebaran virus berbahaya ini dan menjalin kerja sama seluruh instansi terkait dengan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Rumah Sakit Pertamina Pusat dr. Fathema Djan Rachmat di Jakarta, Kamis, menjelaskan penyebaran virus corona ini hanya bisa dicegah dengan membangun kesadaran dan kerja sama semua instansi terkait dengan rumah sakit terutama rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk pemerintah.
“Pemahaman dan kerja sama harus dilakukan oleh semua pihak terkait dan 64 rumah sakit BUMN harus berperan aktif dalam pencegahan penyebaran infeksi Novel Coronavirus di Indonesia,” kata dr. Fathema.
Baca juga: 1.020 sembuh dari corona, China berterima kasih kepada Indonesia
Fathema menambahkan penyebaran virus ini begitu cepat dan perlu mengambil langkah dengan tetap berhati-hati dan selalu siaga dalam menghadapi kemungkinan yang ada. Rumah Sakit BUMN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Rumah sakit diimbau untuk melakukan kordinasi dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan dari tingkat daerah hingga pusat dan 3 rumah sakit yang menjadi rujukan secara nasional, yaitu RSPAD Gatot Subroto, RS Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso.
Baca juga: China kembali laporkan 70 kematian baru virus corona, total menjadi 549
Dalam sosialisasi tersebut, selain pemberian pengetahuan tentang standar penanganan dan identifikasi sumber infeksi, juga digelar peragaan penggunaan APD - Alat Pelindung Diri yang harus digunakan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit oleh Tim PPI RS Pusat Pertamina.
Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI dr. Wiendra Waworuntu M.Kes mengingatkan pentingnya edukasi kepada pasien, keluarga, dan masyarakat sehingga dapat meredam berita hoaks yang beredar di masyarakat.
Sementara itu dr. Robert Shinto, SpPD, PTI-K dari RS Pelni & Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, FK Universitas Indonesia memaparkan tentang update situasi terkini, identifikasi kasus yang terjadi dan cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan oleh para tenaga kesehatan.
Sementara itu, Kepala KKP I Soekarno Hatta, Anas Ma’ruf, menyampaikan berbagai langkah serta skrining yang diilakukan di Bandar Udara untuk menyikapi perkembangan kasus infeksi 2019-NCov.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta RS BUMN cepat tanggap dalam mencegah masuknya virus tersebut masuk ke Indonesia. Langkah kesiapsiagaan tersebut dibuktikan dengan membentuk tim gerak cepat identifikasi dan pencegahan penyebaran virus Corona di seluruh Indonesia.
Wabah virus yang berasal dari Tiongkok ini telah menyebar ke 27 negara di dunia, dan telah menjadi perhatian WHO dan Kementerian Kesehatan seluruh negara.
Saat ini telah 20.626 orang positif terinfeksi dengan korban sebanyak 462 jiwa. Angka kematian ini memang masih di bawah angka kematian akibat MERS dan SARS, namun kecenderungannya angka ini akan bertambah, sehingga harus diantisipasi oleh semua pihak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Sosialisasi tentang infeksi virus dengan nama Novel Corona Virus (Ncov) ini bertujuan untuk membangun pemahaman dan kesadaran tentang penyebaran virus berbahaya ini dan menjalin kerja sama seluruh instansi terkait dengan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Rumah Sakit Pertamina Pusat dr. Fathema Djan Rachmat di Jakarta, Kamis, menjelaskan penyebaran virus corona ini hanya bisa dicegah dengan membangun kesadaran dan kerja sama semua instansi terkait dengan rumah sakit terutama rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk pemerintah.
“Pemahaman dan kerja sama harus dilakukan oleh semua pihak terkait dan 64 rumah sakit BUMN harus berperan aktif dalam pencegahan penyebaran infeksi Novel Coronavirus di Indonesia,” kata dr. Fathema.
Baca juga: 1.020 sembuh dari corona, China berterima kasih kepada Indonesia
Fathema menambahkan penyebaran virus ini begitu cepat dan perlu mengambil langkah dengan tetap berhati-hati dan selalu siaga dalam menghadapi kemungkinan yang ada. Rumah Sakit BUMN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Rumah sakit diimbau untuk melakukan kordinasi dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan dari tingkat daerah hingga pusat dan 3 rumah sakit yang menjadi rujukan secara nasional, yaitu RSPAD Gatot Subroto, RS Persahabatan, dan RSPI Sulianti Saroso.
Baca juga: China kembali laporkan 70 kematian baru virus corona, total menjadi 549
Dalam sosialisasi tersebut, selain pemberian pengetahuan tentang standar penanganan dan identifikasi sumber infeksi, juga digelar peragaan penggunaan APD - Alat Pelindung Diri yang harus digunakan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit oleh Tim PPI RS Pusat Pertamina.
Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI dr. Wiendra Waworuntu M.Kes mengingatkan pentingnya edukasi kepada pasien, keluarga, dan masyarakat sehingga dapat meredam berita hoaks yang beredar di masyarakat.
Sementara itu dr. Robert Shinto, SpPD, PTI-K dari RS Pelni & Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, FK Universitas Indonesia memaparkan tentang update situasi terkini, identifikasi kasus yang terjadi dan cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan oleh para tenaga kesehatan.
Sementara itu, Kepala KKP I Soekarno Hatta, Anas Ma’ruf, menyampaikan berbagai langkah serta skrining yang diilakukan di Bandar Udara untuk menyikapi perkembangan kasus infeksi 2019-NCov.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir meminta RS BUMN cepat tanggap dalam mencegah masuknya virus tersebut masuk ke Indonesia. Langkah kesiapsiagaan tersebut dibuktikan dengan membentuk tim gerak cepat identifikasi dan pencegahan penyebaran virus Corona di seluruh Indonesia.
Wabah virus yang berasal dari Tiongkok ini telah menyebar ke 27 negara di dunia, dan telah menjadi perhatian WHO dan Kementerian Kesehatan seluruh negara.
Saat ini telah 20.626 orang positif terinfeksi dengan korban sebanyak 462 jiwa. Angka kematian ini memang masih di bawah angka kematian akibat MERS dan SARS, namun kecenderungannya angka ini akan bertambah, sehingga harus diantisipasi oleh semua pihak.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020