Abrasi pantai kembali terjadi di Desa Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis dan Desa Bintuas Kecamatan Natal.

Abrasi yang melanda kedua pantai yang ada di wilayah pantai barat Madina itu membuat warga yang bermukim di sepanjang pantai terancam.

Sebelumnya, abrasi juga terjadi pada Oktober tahun lalu yang mengakibatkan fasilitas sumber air bersih masyarakat rusak dan tak bisa dimanfaatkan warga.

Dari informasi yang didapat, Kamis, abrasi ini akibat terjangan ombak besar laut Pantai Barat dalam beberapa hari belakangan ini.

Baca juga: Tampung aspirasi warga, Bupati Madina tinjau dua jembatan di Panyabungan Utara

Hampir separuh sumur masyarakat hancur. Begitu juga fasilitas umum lainnya. Selain itu, rumah ibadah termasuk tanaman kelapa sebagai sumber penghasilan masyarakat juga turut hancur.

Sementara Sungai Tabuyung tidak bisa lagi dimanfaatkan warga untuk mengambil air minum, karena di bagian hulu disinyalir masih ada tambang ilegal. Terutama yang berada di kebun masyarakat dan dikhawatirkan terjadi pencemaran lingkungan dan tentunya mengancam keberlangsungan hidup masyarakat.

Atas kejadian berulang ini, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution melalui Kabag Humas dan Protokol, M. Wildan Nasution kepada ANTARA mengatakan, kejadian ini perlu ditanggapi bersama semua pihak, khususnya pemerintahan kecamatan dan desa. Apalagi ada indikasi kegiatan tambang ilegal di hulu sungai yang cukup mengkhawatirkan.

Baca juga: Bupati Madina pimpin apel kesiapan satgas penanggulangan bencana

Bupati menyebut, pihaknya akan berupaya supaya bantuan pusat atas kejadian ini segera dialokasikan agar kehidupan masyarakat tidak terancam.

“Abrasi ini sudah terjadi berulang kali, hampir setiap musim hujan terjadi. Pemkab Madina akan berupaya menanggulangi bencana yang terjadi akibat abrasi Sungai Tabuyung," ujarnya.

Atas kondisi ini Bupati melalui Kabag Humas dan Protokol, Wildan Nasution berharap kepada Pemerintah pusat melalui BNPB RI dapat segera menyahuti kejadian ini, sehingga masyarakat dapat terbantu.

Ia menyebutkan, abrasi tersebut saat ini juga telah mencapai daratan sepanjang 50 meter dari bibir pantai akibat tergerus gelombang air laut.

Baca juga: 107 pejabat eselon dilingkungan Pemkab Madina dilantik

Sementara itu, Baharuddin (45) warga setempat yang dihubungi mengungkapkan, kejadian abrasi air laut baru-baru ini menyebabkan sarana fasilitas umum masyarakat rusak. Sehingga warga saat ini kesulitan mendapatkan air bersih.

“Abrasi ini sudah beberapa kali terjadi, saat ini fasilitas umum banyak rusak, sumur juga rusak, air sungai tak bisa dipakai air minum. Harapan kami pemerintah segera menanggapi kejadian ini, dan membantu merehab atau membangun fasilitas yang rusak,” kata pria yang akrab disapa Bahar itu.

Pewarta: Holik

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020