Gojek meminta konsumen dan mitra pengemudi mereka untuk tetap waspada, menyikapi penipuan dan peretasan mengatasnamakan pengemudi ojek daring yang akhir-akhir ini terjadi.
"Bagi pengguna dan minta yang memiliki keraguan atau kecurigaan, kami imbau untuk menghubungi customer service kami," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia, Mulawarman, kepada Antara, Kamis.
Baca juga: Bantu korba usut penipuan Rp28 juta di Papua, Gojek siapkan alat-alat bukti
Baru-baru ini marak penipuan yang mengatasnamakan pengemudi Gojek yang yang mengaku saldo GoPay mereka bermasalah saat konsumen memesan makanan lewat layanan pesan-antar GoFood.
Penipu meminta konsumen untuk memberikan one time password (OTP) atau memandu mereka untuk mengirim sejumlah uang lewat akun pribadi agar bisa membeli makanan pesanan GoFood.
Penyanyi Maia Estianty akhir tahun lalu menjadi salah seorang korban penipuan ini, saldo dompet digitalnya raib dan pelaku mendapat akses ilegal ke ponselnya. Pelaku mengaku akun Gojek dan GoPay miliknya bermasalah dan meminta Maia mengirim kode tertentu agar bisa membeli makanan untuk GoFood.
Terbaru, seorang penyiar RRI di Sorong, Papua, kehilangan Rp28.000.000 dari akun bank karena ditipu pelaku yang mengaku mengambil pesanan GoFood.
Gojek meminta konsumen untuk hati-hati dengan penipuan berbasis social engineering seperti ini, beberapa cirinya adalah meminta OTP dan meminta transfer uang di luar prosedur Gojek.
Pelaku, dalam kasus ini, meretas akun mitra pengemudi Gojek sehingga bisa berkomunikasi dengan korban. Untuk para mitra pengemudi, Gojek mengaku secara rutin mengadakan forum komunikasi kopi darat dengan komunitas pengemudi Gojek di seluruh kota di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, pengemudi diminta untuk menjaga akun Gojek mereka.
"Mereka juga memiliki pengamanan OTP. Ketika mereka tidak sengaja mengirimkan OTP ke pihak lain, mereka bisa langsung lapor ke call center atau mendatangi staf kami di kantor operasional setiap kota untuk mengamankan akun mereka".
Edukasi seperti ini, seperti dikatakan Gojek, tidak hanya berlangsung lewat pertemuan langsung, namun, juga lewat aplikasi pengemudi maupun forum komunikasi di aplikasi pesan instan seperti Grup WhatsApp.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Bagi pengguna dan minta yang memiliki keraguan atau kecurigaan, kami imbau untuk menghubungi customer service kami," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia, Mulawarman, kepada Antara, Kamis.
Baca juga: Bantu korba usut penipuan Rp28 juta di Papua, Gojek siapkan alat-alat bukti
Baru-baru ini marak penipuan yang mengatasnamakan pengemudi Gojek yang yang mengaku saldo GoPay mereka bermasalah saat konsumen memesan makanan lewat layanan pesan-antar GoFood.
Penipu meminta konsumen untuk memberikan one time password (OTP) atau memandu mereka untuk mengirim sejumlah uang lewat akun pribadi agar bisa membeli makanan pesanan GoFood.
Penyanyi Maia Estianty akhir tahun lalu menjadi salah seorang korban penipuan ini, saldo dompet digitalnya raib dan pelaku mendapat akses ilegal ke ponselnya. Pelaku mengaku akun Gojek dan GoPay miliknya bermasalah dan meminta Maia mengirim kode tertentu agar bisa membeli makanan untuk GoFood.
Terbaru, seorang penyiar RRI di Sorong, Papua, kehilangan Rp28.000.000 dari akun bank karena ditipu pelaku yang mengaku mengambil pesanan GoFood.
Gojek meminta konsumen untuk hati-hati dengan penipuan berbasis social engineering seperti ini, beberapa cirinya adalah meminta OTP dan meminta transfer uang di luar prosedur Gojek.
Pelaku, dalam kasus ini, meretas akun mitra pengemudi Gojek sehingga bisa berkomunikasi dengan korban. Untuk para mitra pengemudi, Gojek mengaku secara rutin mengadakan forum komunikasi kopi darat dengan komunitas pengemudi Gojek di seluruh kota di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, pengemudi diminta untuk menjaga akun Gojek mereka.
"Mereka juga memiliki pengamanan OTP. Ketika mereka tidak sengaja mengirimkan OTP ke pihak lain, mereka bisa langsung lapor ke call center atau mendatangi staf kami di kantor operasional setiap kota untuk mengamankan akun mereka".
Edukasi seperti ini, seperti dikatakan Gojek, tidak hanya berlangsung lewat pertemuan langsung, namun, juga lewat aplikasi pengemudi maupun forum komunikasi di aplikasi pesan instan seperti Grup WhatsApp.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020