Sekitar 23 persen bayi di bawah lima tahun (balita) di wilayah Kabupaten Nias, Sumatera Utara, dilaporkan mengalami stunting.
"Ada sekitar 23 persen atau 1.579 dari 6.000 balita yang telah didata dan dientri melalui E-PPGM di Kabupaten Nias mengalami stunting," kata Wakil Bupati Nias, Arosokhi Waruwu, pada pertemuan koordinasi stunting Kabupaten Nias tahun 2019, Jumat (6/12).
Kepada peserta pertemuan, dia memberitahu jika penanggulangan stunting dapat dilakukan melalui perbaikan pola asuh, perbaikan pola makan, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta fokus pada remaja dan ibu hamil sebagai upaya pencegahannya.
Menurut dia, dalam penanggulangan stunting yang sangat diharapkan adalah edukasi kepada masyarakat tentang pemilihan nutrisi yang baik dan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang merata di seluruh desa yang ada di Kabupaten Nias.
"Salah satu kunci pencegahan stunting adalah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi baik," terangnya.
Tidak lupa dia mengungkapkan bahwa dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Nias ada dua intervensi yang dilakukan, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik adalah mengatasi penyebab langsung (kurang gizi dan penyakit) bersifat jangka pendek dan lebih banyak dikerjakan oleh bidang kesehatan.
Kemudian intervensi sensitif dengan mengatasi penyebab tidak langsung (kecukupan pangan dan mencegah infeksi), bersifat jangka panjang dan dikerjakan oleh semua pihak lintas sektor di luar kesehatan.
"Kita sangat mengharapkan dukungan dan peran semua pihak terkait untuk berkoordinasi dan bersinergi serta terpadu dalam melaksanakan berbagai upaya intervensi, sehingga percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nias dapat tercapai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Ada sekitar 23 persen atau 1.579 dari 6.000 balita yang telah didata dan dientri melalui E-PPGM di Kabupaten Nias mengalami stunting," kata Wakil Bupati Nias, Arosokhi Waruwu, pada pertemuan koordinasi stunting Kabupaten Nias tahun 2019, Jumat (6/12).
Kepada peserta pertemuan, dia memberitahu jika penanggulangan stunting dapat dilakukan melalui perbaikan pola asuh, perbaikan pola makan, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta fokus pada remaja dan ibu hamil sebagai upaya pencegahannya.
Menurut dia, dalam penanggulangan stunting yang sangat diharapkan adalah edukasi kepada masyarakat tentang pemilihan nutrisi yang baik dan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang merata di seluruh desa yang ada di Kabupaten Nias.
"Salah satu kunci pencegahan stunting adalah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi baik," terangnya.
Tidak lupa dia mengungkapkan bahwa dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Nias ada dua intervensi yang dilakukan, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik adalah mengatasi penyebab langsung (kurang gizi dan penyakit) bersifat jangka pendek dan lebih banyak dikerjakan oleh bidang kesehatan.
Kemudian intervensi sensitif dengan mengatasi penyebab tidak langsung (kecukupan pangan dan mencegah infeksi), bersifat jangka panjang dan dikerjakan oleh semua pihak lintas sektor di luar kesehatan.
"Kita sangat mengharapkan dukungan dan peran semua pihak terkait untuk berkoordinasi dan bersinergi serta terpadu dalam melaksanakan berbagai upaya intervensi, sehingga percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nias dapat tercapai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019