Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara membuka lagi klaster cabai merah dengan membina Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ulu Laena di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kabupaten Pakpak Bharat, untuk semakin meningkatkan produksi komoditas itu.
"Cabai merah masih tetap menjadi salah satu pendorong inflasi di Sumut sehingga BI merasa perlu terus mendorong peningkatan produksi," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat.
Pada triwulan III 2019, cabai merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Sumatera dengan pertumbuhan sebesar 84,18 persen secara year on year.
Harga cabai merah biasanya melambung tinggi saat produksi rendah.
Di Pakpak Bharat itu akan dilaksanakan penanaman cabai merah seluas 10 hektare yang tersebar di dua desa yakni Desa Ulu Merah seluas lima hektare dan Desa Ulu Langge Namuseng lima hektare juga.
"Saat ini baru 2,5 hektare yang ditanami dan terus ditingkatkan. BI akan terus melakukan pendampingan selama tiga tahun," ujarnya.
Sebagai tahap awal pendampingan, telah dilaksanakan pemberian materi terkait perubahan pola pikir.
Juga telah dilakukan pelatihan budidaya cabai merah organik dan pembuatan pupuk organik.
"Dengan pelatihan yang diberikan, BI berharap bisa merubah petani untuk bertanam dan berbisnis dengan lebih baik," ujarnya.
Penjabat Bupati Pakpak Bharat, Asren Nasution mengapresiasi program BI Sumut itu.
Selain cabai merah, Pemkab Pakpak Bharat berharap BI dapat melakukan pendampingan terhadap petani di komoditas lain.
Alasan dia, selain cabai merah, Pakpak Bharat punya komoditas unggulan lain seperti jagung dan gambir.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Cabai merah masih tetap menjadi salah satu pendorong inflasi di Sumut sehingga BI merasa perlu terus mendorong peningkatan produksi," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat.
Pada triwulan III 2019, cabai merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Sumatera dengan pertumbuhan sebesar 84,18 persen secara year on year.
Harga cabai merah biasanya melambung tinggi saat produksi rendah.
Di Pakpak Bharat itu akan dilaksanakan penanaman cabai merah seluas 10 hektare yang tersebar di dua desa yakni Desa Ulu Merah seluas lima hektare dan Desa Ulu Langge Namuseng lima hektare juga.
"Saat ini baru 2,5 hektare yang ditanami dan terus ditingkatkan. BI akan terus melakukan pendampingan selama tiga tahun," ujarnya.
Sebagai tahap awal pendampingan, telah dilaksanakan pemberian materi terkait perubahan pola pikir.
Juga telah dilakukan pelatihan budidaya cabai merah organik dan pembuatan pupuk organik.
"Dengan pelatihan yang diberikan, BI berharap bisa merubah petani untuk bertanam dan berbisnis dengan lebih baik," ujarnya.
Penjabat Bupati Pakpak Bharat, Asren Nasution mengapresiasi program BI Sumut itu.
Selain cabai merah, Pemkab Pakpak Bharat berharap BI dapat melakukan pendampingan terhadap petani di komoditas lain.
Alasan dia, selain cabai merah, Pakpak Bharat punya komoditas unggulan lain seperti jagung dan gambir.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019