Ketua Harian Generasi Optimis (GO) Indonesia dan sekaligus pemerhati pariwisata, Frans Meroga Panggabean mendesak tiga kementerian yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Indonesia segera menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) untuk merumuskan konsep paket wisata premium di kawasan Danau Toba.

"Kami minta dan desak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UKM, dan BKPM menerbitkan dan mengeluarkan SKB tiga menteri untuk merumuskan konsep wisata premium di Danau Toba," ujar Frans Meroga, Minggu (17/11).

Desakan tersebut, kata Frans, akan sejalan keinginan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama agar turis asing Indonesia naik kelas menjadi kualitas turis asing yang premium, untuk membantu meningkatkan devisa negara.

Wishnutama seperti dilansir sejumlah media nasional menyebutkan, perbandingan kualitas turis asing di Indonesia dan Selandia Baru, di mana turis Indonesia per tahun lebih banyak tetapi pengeluarannya lebih sedikit.

"Konsep wisata premium ini lebih pada menawarkan pengalaman ketimbang menonjolkan panorama. Tidak perlu kita selalu dengan jumlah wisatawan karena kita lebih kepada kualitasnya," sebut pakar ekonomi rakyat dan koperasi milenial itu.

Dikatakan, Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai daerah tujuan wisata yang menawarkan konsep wisata premium. 

Konsep wisata premium yang dimaksud adalah konsep wisata yang lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas, serta  menawarkan dan mengedepankan pengalaman ketimbang menonjolkan panorama atau keindahan alam.

Tidak hanya itu, pria bertitel MBA jebolan University of Grenoble Perancis ini juga berharap agar konsep wisata premium tersebut dikemas secara rapi dan lebih kreatif sehingga para wisatawan premium nantinya bisa lebih betah, tinggal lama, dan terkesan atas kunjungannya ke Danau Toba.

"Artinya bagaimana kita bisa menciptakan para wisatawan merasa terkesan dan punya pengalaman seribu surga di Danau Toba," imbuhnya.     

Lanjutnya, dalam konsep wisata premium, para wisatawan juga harus dimanjakan dengan pelayanan prima, sajian, dan pertunjukan atraksi budaya yang unik, natural, dan bersifat kearifan lokal.

"Seperti pertunjukan atraksi seperti pertunjukan tor-tor dan patung sigale, ini harus dikemas lagi lebih kreatif agar lebih mengesankan. Begitu juga dengan sajian kuliner tradisional kita seperti arsik dan naniura, ini juga bisa ditonjolkan kepada para wisatawan," jelasnya.

Menurut Frans, makanan khas Thailand semisal Tomyam bisa dikenal dunia, padahal "arsik" yang rasanya enak justru belum mereka kenal.

"Ini yang perlu kita tawarkan. Artinya bagaimana kita bisa memberikan sajian yang diminati sehingga para wisatawan premium ini betah, dan punya pengalaman seribu surga," katanya.    

Namun untuk mencapai konsep wisata premium ini, kata Frans, harus ada dukungan seluruh pihak, akselerasi antara Usaha Kecil Menengah (UKM), dan investor.  

"Harapan kita, ketiga kementerian yang kita maksud ini bisa berkolaborasi sebagai akselerasi untuk konsep wisata premium. Kita juga nanti akan siap membantu dan terlibat dalam perumusan konsep wisata premium ini," tukasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019