Pemerintah Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, memperketat pengawasan masuknya ayam pedaging (broiler) dari luar Pulau Nias di Kota Gunungsitoli.

"Saya sudah perintahkan petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Gunungsitoli untuk memeriksa ayam broiler yang masuk dari luar Pulau Nias satu per satu sebelum turun dari kapal," kata Wali Kota Gunungsitoli Ir.Lakhomizaro Zebua saat menerima perwakilan peternak ayam di Gunungsitoli, Kamis.

Kepada para peternak ayam di Kota Gunungsitoli, dia mengaku jika Pemkot Gunungsitoli tidak bisa melarang masuknya ayam broiler dari luar Pulau Nias di Kota Gunungsitoli.

Yang bisa dilakukan Pemkot Gunungsitoli, menurut dia, hanya lebih memperketat pengawasan terhadap ayam broiler yang berasal dari luar Pulau Nias masuk di Kota Gunungsitoli.

Tujuannya adalah untuk mencegah bibit penyakit ayam dari luar Pulau Nias masuk di Kota Gunungsitoli.

"Jika kejadiannya seperti wabah kolera pada babi, kami pasti keluarkan surat edaran pelarangan, tetapi hingga saat ini belum ada info ada penyakit ayam di luar sana," ucapnya.

Namun jika ditemukan ada bibit penyakit pada ayam yang masuk dari luar Pulau Nias saat pemeriksaan, maka ayam ayam tersebut dilarang untuk diturunkan dari kapal.

Sebelumnya Mareti Waruwu, salah seorang peternak ayam broiler di Kota Gunungsitoli meminta kepada Wali Kota agar Pemkot Gunungsitoli memberikan solusi terhadap apa yang mereka alami saat ini.

Dimana dengan masuknya ayam broiler dari luar Pulau Nias, peternak ayam broiler di daerah itu mengalami kerugian dan terancam gulung tikar.

Hal tersebut disebabkan karena harga ayam broiler yang dijual pemasok dari luar Pulau Nias kepada pedagang di Kota Gunungsitoli jauh lebih murah dari harga ayam broiler ternakan mereka.

Mereka juga resah dengan masuknya ayam broiler dari luar Pulau Nias, terkait bibit penyakit seperti flu burung dapat masuk dan mewabah di Kota Gunungsitoli atau di Pulau Nias.

Peternak lainnya Eniria Telaumbanua kepada Wali Kota mengaku hingga saat ini dia tidak bisa menjual ayam ternakannya.

"Ayam yang saya ternak saat ini sudah mencapai berat 5 kilogram per ekor, tetapi saya tidak bisa menjual akibat harga sangat murah," katanya.

Dia mengaku harga jual ayam broiler saat ini akibat masuknya ayam dari luar Pulau Nias sangat murah dan tidak seimbang dengan modal yang mereka keluarkan selama beternak.

Pewarta: irwanto

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019