Pagi itu, hari terasa dingin. Hujan dan gemuruh angin yang terjadi tadi malam membuat tanah terasa lembab dan basah.
Seperti biasa, Khairul Hutagalung warga Kecamatan Rantau Selatan, melihat berbagai tanaman dihalaman rumahnya seperti, mawar, melati, kenanga, hingga pohon buah-buahan seperti mangga, j ambu, belimbing dan sebagainya. Tidak lupa juga sang istri yang ikut memantau hijaunya bibit-bibit sawit yang siap jual.
Usai mengantar si bungsu ke sekolah, bapak 5 orang anak ini bergegas meracik pupuk untuk merawat bibit unggul sawit berkualitas. Usaha pembibitan sawit ini diawali sejak tahun 2018, setelah usaha pembibitan tanaman kurang maksimal. Khairul Hutagalung memperluas usaha pembibitan kelapa sawit hingga sekarang. Namun, usaha itu terkendala masalah modal usaha.
Tanpa disadari Kepala lingkungan Sempurna bernama Guntur Daulay menawarkan kredit lunak dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu melalui Badan Amil Zakat, Program Labuhanbatu Makmur. Tanpa berpikir panjang dan setuju, Khairul Hutagalung menyiapkan segala syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan. Walaupun kucuran dana Rp 1 juta, namun kredit lunak itu bisa digunakan untuk modal membeli bibit sawit dan pupuk.
Alumni USU Fakultas Hukum tahun 90-an ini paham betul cara bercocok tanam yang baik. Dia memperoleh pengetahuan tentang pembibitan sawit saat bekerja sebagai penulis di Harian Riau Pos, Pekan Baru, Provinsi Riau. Maklum saja, Khairul Hutagalung memang selalu terbuka dengan tanam-tanaman apalagi lingkungannya tempat bermukim di Pekan Baru-Riau banyak usaha pembibitan sawit.
Perlahan, usaha pembibitan kelapa sawit miliknya mulai membuahkan hasil nyata, setelah mendapat apresiasi dari pelanggan. Terhitung, Khairul Hutagalung bersama istri mampu menghasilkan Rp 4 juta dalam sebulan ditambah penjualan tanaman hias dan pohon buah-buahan Rp 50 ribu sehari.
Dalam bulan September 2019 yang lalu, Khairul Hutagalung menolak penjualan pembibitan sawit sebanyak 300 batang miliknya, dengan estimasi harga Rp 20 ribu perbatang. Penolakan pembelian itu bukan tanpa alasan karena untuk menghasilkan sawit yang berkualitas perlu kesabaran dan waktu perawatan. “Semua butuh proses untuk menghasilkan yang lebih baik dan alhamdulillah usaha pembibitan berjalan lancar” katanya.
Peran Kepala Daerah
Gagasan Labuhanbatu Makmur tidak terlepas dari kebijakan Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi Dalimunthe, melalui Badan Amil Zakat atau Baznas dalam penanaman nilai-nilai religius untuk menciptakan SDM unggul dari ASN. Program itu juga selaras dengan visi misi satu tekad bersama rakyat menuju sejahtera Labuhanbatu semakin hebat lebih berdaya. Diantaranya, Program Labuhanbatu Makmur, Program Labuhanbatu Cerdas, Program Labuhanbatu Taqwa, Program Labuhanbatu Peduli dan Program Labuhanbatu Sehat.
Andi Suhaimi Dalimunthe yakin melalui Zakat infaq dan sedekah (ZIS) dari masyarakat muslimin yang berkemampuan dapat mencipakan SDM unggul dan mampu menuntaskan kemiskinan dalam 2-3 tahun kedepan.
Andi Suhaimi Dalimunthe menjelaskan, Baznas banyak nilai positifnya, membuat kita semua berpikir bagaimana menekan ketimpangan sosial dimasyarakat. “Tahun 2020, kita akan terus menekan angka kemiskinan” katanya.
Wakil Ketua Baznas Kabupaten Labuhanbatu Marwan E Siregar menjelaskan, fungsi Baznas menghimpun, mengelola, mendistribusikan dan memberdayakan ZIS dari umat Islam secara terorganisir dan akuntabel.
Pihaknya sudah mendistribusikan penyalur ZIS Rp 1,114 Milyar dalam kurun waktu bulan Januari – September 2019 dengan, perincian Program Labuhanbatu Makmur sebanyak 68 persen nilai dana Rp 500 ribu – Rp 2 juta, Labuhanbatu Cerdas sebanyak 8 persen dengan anggaran nilai Rp 200 ribu – Rp 1 juta,
Labuhanbatu Taqwa sebanyak 5 persen yakni, Da’i, Khotib, PHBI dengan besaran dana Rp 100 ribu – Rp 300 ribu, Program Labuhanbatu Peduli sebanyak 12 persen untuk kemanusiaan, panti jumpo, lansia dan rumah tidak layak huni dianggaran dana Rp 2 juta – Rp 10 juta dan Program Labuhanbatu Sehat realisasi sebanyak 7 persen untuk pembelian kursi roda, perobatan dengan anggaran Rp 500 ribu – Rp 2,5 juta.
Sementara sisa saldo sebanyak Rp 2,1 milyar akan di optimalisasi pada september 2019 untuk optimalisasi program Labuhanbatu Makmur. Sedangkan penerimaan ZIS setiap tahunnya meningkat mencapai Rp 136 juta setiap bulannya sari ASN.
Tantangan dan Hambatan
Upaya optimalisasi ZIS bukan tanpa hambatan, selain ruang lingkup yang terbatas juga masih menyasar kepada mayoritas kaum Muslimin di Kabupaten Labuhanbatu.
Sementara regulasi penanaman nilai-nilai religius untuk menciptakan SDM unggul belum menjangkau untuk agama Kristen, Hindu, Buddha. Mereka lebih memilih memberikan bantuan sosialnya kepada masyarakat miskin secara langsung. Hal itu juga bisa terjadi tumpang tindih bantuan sosial lainnya dalam pengentasan kemiskinan di daerah.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu harus membuat kebijakan melalui Keputusan Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe dalam membentuk wadah sosial untuk menampung sumbangan dari ASN dijajaran Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu non-Muslim.
Sedangkan ZIS dari perusahaan Pemerintah maupun non Pemerintah masih kurang maksimal, pihak perusahaan hanya meregulasi ZIS melalui pemanfaatan dan CSR atau dan bagi hasil perusahaan kepada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.
Dari catatan Baznas Kabupaten Labuhanbatu dari Dinas Sosial angka kemiskinan menurun 5% dari 18 persen. Hal ini menjadikan momentum penting untuk meningkatkan ZIS dari ASN di jajaran Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, sehingga peran Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe semenjak mengoptimalkan Baznas pada April 2018 terbukti ampuh dalam menekan angka kemiskinan di daerah.
Bukan tidak mungkin terjadi apabila Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe mampu menghimpun ZIS dari ASN non-Muslim dan dari pegawai perusahaan pemerintah maupun swasta akan menurunkan angka kemiskinan menjadi 5 persen. Sehingga ketimpangan sosial di masyarakat Labuhanbatu dapat dihilangkan.
Andi Suhaimi Dalimunthe berkomitmen tahun 2020 akan menekan angka kemiskinan, dengan menambahkan modal usaha sebesar Rp 20 juta – Rp 30 juta.
Menurut dia, cara efektif untuk menekan angka kemiskinan dengan cara memberikan lapangan usaha yang sebesar-besarnya sehingga menciptakan SDM unggul dalam penanaman nilai-nilai religius dapat terwujud. Semoga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Seperti biasa, Khairul Hutagalung warga Kecamatan Rantau Selatan, melihat berbagai tanaman dihalaman rumahnya seperti, mawar, melati, kenanga, hingga pohon buah-buahan seperti mangga, j ambu, belimbing dan sebagainya. Tidak lupa juga sang istri yang ikut memantau hijaunya bibit-bibit sawit yang siap jual.
Usai mengantar si bungsu ke sekolah, bapak 5 orang anak ini bergegas meracik pupuk untuk merawat bibit unggul sawit berkualitas. Usaha pembibitan sawit ini diawali sejak tahun 2018, setelah usaha pembibitan tanaman kurang maksimal. Khairul Hutagalung memperluas usaha pembibitan kelapa sawit hingga sekarang. Namun, usaha itu terkendala masalah modal usaha.
Tanpa disadari Kepala lingkungan Sempurna bernama Guntur Daulay menawarkan kredit lunak dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu melalui Badan Amil Zakat, Program Labuhanbatu Makmur. Tanpa berpikir panjang dan setuju, Khairul Hutagalung menyiapkan segala syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan. Walaupun kucuran dana Rp 1 juta, namun kredit lunak itu bisa digunakan untuk modal membeli bibit sawit dan pupuk.
Alumni USU Fakultas Hukum tahun 90-an ini paham betul cara bercocok tanam yang baik. Dia memperoleh pengetahuan tentang pembibitan sawit saat bekerja sebagai penulis di Harian Riau Pos, Pekan Baru, Provinsi Riau. Maklum saja, Khairul Hutagalung memang selalu terbuka dengan tanam-tanaman apalagi lingkungannya tempat bermukim di Pekan Baru-Riau banyak usaha pembibitan sawit.
Perlahan, usaha pembibitan kelapa sawit miliknya mulai membuahkan hasil nyata, setelah mendapat apresiasi dari pelanggan. Terhitung, Khairul Hutagalung bersama istri mampu menghasilkan Rp 4 juta dalam sebulan ditambah penjualan tanaman hias dan pohon buah-buahan Rp 50 ribu sehari.
Dalam bulan September 2019 yang lalu, Khairul Hutagalung menolak penjualan pembibitan sawit sebanyak 300 batang miliknya, dengan estimasi harga Rp 20 ribu perbatang. Penolakan pembelian itu bukan tanpa alasan karena untuk menghasilkan sawit yang berkualitas perlu kesabaran dan waktu perawatan. “Semua butuh proses untuk menghasilkan yang lebih baik dan alhamdulillah usaha pembibitan berjalan lancar” katanya.
Peran Kepala Daerah
Gagasan Labuhanbatu Makmur tidak terlepas dari kebijakan Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi Dalimunthe, melalui Badan Amil Zakat atau Baznas dalam penanaman nilai-nilai religius untuk menciptakan SDM unggul dari ASN. Program itu juga selaras dengan visi misi satu tekad bersama rakyat menuju sejahtera Labuhanbatu semakin hebat lebih berdaya. Diantaranya, Program Labuhanbatu Makmur, Program Labuhanbatu Cerdas, Program Labuhanbatu Taqwa, Program Labuhanbatu Peduli dan Program Labuhanbatu Sehat.
Andi Suhaimi Dalimunthe yakin melalui Zakat infaq dan sedekah (ZIS) dari masyarakat muslimin yang berkemampuan dapat mencipakan SDM unggul dan mampu menuntaskan kemiskinan dalam 2-3 tahun kedepan.
Andi Suhaimi Dalimunthe menjelaskan, Baznas banyak nilai positifnya, membuat kita semua berpikir bagaimana menekan ketimpangan sosial dimasyarakat. “Tahun 2020, kita akan terus menekan angka kemiskinan” katanya.
Wakil Ketua Baznas Kabupaten Labuhanbatu Marwan E Siregar menjelaskan, fungsi Baznas menghimpun, mengelola, mendistribusikan dan memberdayakan ZIS dari umat Islam secara terorganisir dan akuntabel.
Pihaknya sudah mendistribusikan penyalur ZIS Rp 1,114 Milyar dalam kurun waktu bulan Januari – September 2019 dengan, perincian Program Labuhanbatu Makmur sebanyak 68 persen nilai dana Rp 500 ribu – Rp 2 juta, Labuhanbatu Cerdas sebanyak 8 persen dengan anggaran nilai Rp 200 ribu – Rp 1 juta,
Labuhanbatu Taqwa sebanyak 5 persen yakni, Da’i, Khotib, PHBI dengan besaran dana Rp 100 ribu – Rp 300 ribu, Program Labuhanbatu Peduli sebanyak 12 persen untuk kemanusiaan, panti jumpo, lansia dan rumah tidak layak huni dianggaran dana Rp 2 juta – Rp 10 juta dan Program Labuhanbatu Sehat realisasi sebanyak 7 persen untuk pembelian kursi roda, perobatan dengan anggaran Rp 500 ribu – Rp 2,5 juta.
Sementara sisa saldo sebanyak Rp 2,1 milyar akan di optimalisasi pada september 2019 untuk optimalisasi program Labuhanbatu Makmur. Sedangkan penerimaan ZIS setiap tahunnya meningkat mencapai Rp 136 juta setiap bulannya sari ASN.
Tantangan dan Hambatan
Upaya optimalisasi ZIS bukan tanpa hambatan, selain ruang lingkup yang terbatas juga masih menyasar kepada mayoritas kaum Muslimin di Kabupaten Labuhanbatu.
Sementara regulasi penanaman nilai-nilai religius untuk menciptakan SDM unggul belum menjangkau untuk agama Kristen, Hindu, Buddha. Mereka lebih memilih memberikan bantuan sosialnya kepada masyarakat miskin secara langsung. Hal itu juga bisa terjadi tumpang tindih bantuan sosial lainnya dalam pengentasan kemiskinan di daerah.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu harus membuat kebijakan melalui Keputusan Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe dalam membentuk wadah sosial untuk menampung sumbangan dari ASN dijajaran Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu non-Muslim.
Sedangkan ZIS dari perusahaan Pemerintah maupun non Pemerintah masih kurang maksimal, pihak perusahaan hanya meregulasi ZIS melalui pemanfaatan dan CSR atau dan bagi hasil perusahaan kepada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.
Dari catatan Baznas Kabupaten Labuhanbatu dari Dinas Sosial angka kemiskinan menurun 5% dari 18 persen. Hal ini menjadikan momentum penting untuk meningkatkan ZIS dari ASN di jajaran Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, sehingga peran Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe semenjak mengoptimalkan Baznas pada April 2018 terbukti ampuh dalam menekan angka kemiskinan di daerah.
Bukan tidak mungkin terjadi apabila Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe mampu menghimpun ZIS dari ASN non-Muslim dan dari pegawai perusahaan pemerintah maupun swasta akan menurunkan angka kemiskinan menjadi 5 persen. Sehingga ketimpangan sosial di masyarakat Labuhanbatu dapat dihilangkan.
Andi Suhaimi Dalimunthe berkomitmen tahun 2020 akan menekan angka kemiskinan, dengan menambahkan modal usaha sebesar Rp 20 juta – Rp 30 juta.
Menurut dia, cara efektif untuk menekan angka kemiskinan dengan cara memberikan lapangan usaha yang sebesar-besarnya sehingga menciptakan SDM unggul dalam penanaman nilai-nilai religius dapat terwujud. Semoga.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019