Sebanyak 150 tenaga kerja Indonesia di Hong Kong menjalani prosesi wisuda di kapal pesiar setelah berhasil menyelesaikan pendidikan S1 di Saint Mary University.
"Selama empat tahun mereka kuliah tatap muka setiap Sabtu dan Minggu," kata Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Kamis.
Ia turut menyaksikan wisuda para TKI yang digelar di dalam ruang pertemuan kapal pesiar Star Pisces yang sedang bersandar di Pelabuhan Tsimshatsui, Hong Kong, Minggu (22/9).
Para TKI yang semua berjenis kelamin perempuan itu lulus sebagai sarjana S1 dalam berbagai bidang, seperti Manajemen, Bisnis, Ekonomi Perdagangan, Bahasa Inggris, dan lain-lain.
Mereka rela menyisihkan gaji bulanan sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong untuk membiayai pendidikan S1.
Para TKI itu diwisuda di atas kapal pesiar mewah tersebut bersama para pekerja asing lainnya di Hong Kong yang berasal dari Filipina dan Nigeria.
Menurut Yaya yang wilayah tugasnya meliputi China, Hong Kong, Makau, dan Mongolia itu, selain di kampus swasta seperti Saint Mary, beberapa TKI di Hong Kong juga ada yang berkuliah di Universitas Terbuka, mengikuti kegiatan paket belajar kelompok C dan lain sebagainya.
"Tentu saya sangat senang karena mereka juga peduli terhadap pendidikan di sela-sela kesibukannya bekerja," ujar mantan Kepala Sekolah Indonesia di Singapura itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Selama empat tahun mereka kuliah tatap muka setiap Sabtu dan Minggu," kata Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Kamis.
Ia turut menyaksikan wisuda para TKI yang digelar di dalam ruang pertemuan kapal pesiar Star Pisces yang sedang bersandar di Pelabuhan Tsimshatsui, Hong Kong, Minggu (22/9).
Para TKI yang semua berjenis kelamin perempuan itu lulus sebagai sarjana S1 dalam berbagai bidang, seperti Manajemen, Bisnis, Ekonomi Perdagangan, Bahasa Inggris, dan lain-lain.
Mereka rela menyisihkan gaji bulanan sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong untuk membiayai pendidikan S1.
Para TKI itu diwisuda di atas kapal pesiar mewah tersebut bersama para pekerja asing lainnya di Hong Kong yang berasal dari Filipina dan Nigeria.
Menurut Yaya yang wilayah tugasnya meliputi China, Hong Kong, Makau, dan Mongolia itu, selain di kampus swasta seperti Saint Mary, beberapa TKI di Hong Kong juga ada yang berkuliah di Universitas Terbuka, mengikuti kegiatan paket belajar kelompok C dan lain sebagainya.
"Tentu saya sangat senang karena mereka juga peduli terhadap pendidikan di sela-sela kesibukannya bekerja," ujar mantan Kepala Sekolah Indonesia di Singapura itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019