Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru merasa prihatin terhadap adanya Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) disebut sebut ada yang terluka sebagaimana yang diberikan beberapa media online.

"Kami turut prihatin dan mengecam keras apabila ada kekerasan terhadap satwa yang dilindungi," publik relation (PR) PT.North Sumatera Hydro Energy (NSHE) pelaksana PLTA Batang Toru Dede Wafiza Ashia dari Jakarta yang menghubungi ANTARA, di Sipirok, Sabtu (21.9).

Menurut dia, upaya menjaga kelestarian satwa liar di ekosistem Batang Toru merupakan tanggungjawab semua pihak, dan bukan hanya pihak pemerintah atau dunia usaha saja.

"Karenanya demi kelestarian satwa liar di ekosistem Batang Toru mari semua pihak sama-sama menjaganya. Karena ini merupakan tanggungjawab semua pemangku kepentingan," ajaknya.

Dia menyatakan bahwa manajemen PLTA Batang Toru akan terus berkomitmen dan konsisten bersama semua pihak untuk melanjutkan program peduli konservasi termasuk satwa liar di dalamnya.

"Kami juga akan mempercepat upaya konkrit bersama Paneco dalam program konservasi ekosistem Batang Toru termasuk perlindungan habitat di dalamnya," terangnya.

PLTA Batang Toru bangga melihat selama ini masyarakat lokal Tapanuli Selatan telah mempunyai kearifan lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan dan satwa liar yang sudah sejak puluhan tahun lalu.

Dibuktikan jika musim buah seperti durian tiba orangutan selalu datang ke kebun masyarakat. Bahkan masyarakat membiarkan orangutan tersebut menikmati buah durian tersebut, katanya.

PLTA Batang Toru juga tambahnya telah melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program peduli konservasi termasuk satwa liar di dalamnya dengan mengadakan pelatihan serta membentuk kader konservasi berbasis kearifan lokal.
    
Program tersebut lanjutnya, dilaksanakan dengan bekerja sama berbagai pihak, yaitu pemerintah daerah, akademisi/sekolah, LSM, dan masyarakat.

"Pun demikian, PLTA Batang Toru dan Tim BKSDA Sumut akan terus bekerja sama melakukan monitoring untuk menjaga perlindungan satwa liar di wilayah bukan hutan atau area penggunaan lain (APL)," kata Dede.

Dalam sebuah pemberitaan sebuah media digambarkan seekor orangutan tapanuli jantan yang telah diselamatkan pihak BBKSDA Sumut dan OIC , dari perkebunan masyarakat yang berbatasan dengan ekosistem Batang Toru di Desa Batang Paya, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Keadaan orangutan yang kini mendapatkan perawatan medis tersebut mengalami luka diatas bagian pelipisnya yang belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya.

Camat Kecamatan Sipirok, Sardin Hasibuan yang dikonfirmasi  juga mengetahui kejadian tersebut setelah mendapatkan keterangan dari pihak BBKSDA Sumut

"Orangutan itu sudah dibawa ke arah Medan untuk mendapatkan perawatan medis," katanya sesuai informasi yang ia dapat dari pihak BBKSDA Sumut.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019