Polusi kabut asap yang melanda daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dari hasil kebakaran hutan dan lahan atau Karhutlah semakin bertambah parah dan mulai menganggu aktifitas warga.

Sejumlah warga terlihat banyak berdiam diri di rumah. Paparan polusi asap membuat jarak pandang semakin rendah dan mata terasa perih serta tenggorokan terasa gatal. Sedangkan suhu udara diwilayah tersebut terasa gerah dan panas.

Banyak warga Rantauprapat yang mengenakan masker saat melakukan aktifitas luar ruang untuk mengurangi terhirup polusi asap Karhutlah yang diduga kuat dari sejumlah daerah di Provinsi Riau. 

Hujan dengan intensitas rendah yang terjadi empat hari yang lalu hanya mampu menghilangkan kabut asap sementara, walaupun kabut asap itu terlihat dengan ketebalan bervariasi di daerah kawasan Labuhanbatu Raya. Bahkan bertambah parah sejak, Rabu (18/9) pagi hingga sore hari.

"Polusi asap mulai menganggu aktifitas dan kesehatan, mulai dari mata terasa perih, tenggorokan terasa gatal disertai batuk. Cuaca pun terasa penat dan gerah," kata Syabrina Dalimunthe warga Kota Rantauprapat.

Ia menjelaskan, pemerintah daerah jangan hanya membagikan masker tetapi baiknya juga mendirikan posko cepat penananggulangan paparan polusi asap disetiap kecamatan, kelurahan maupun desa. Dikhawatirkan, polusi asap Karhutlah semakin menganggu kesehatan warga hingga terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA. 

Sementara pelajar Sekolah MIN Padang Bulan, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu melakukan Shalat Istisqa memohon diturunkan hujan untuk menghilangkan kabut asap. Shalat yang digelar dihalaman sekolah Islami itu, diikuti puluhan pelajar dengan khusuk. 

Paparan polusi asap juga masih terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam dua pekan terakhir dengan ketebalan bervariasi. Secara geografis daerah kawasan Pantai Timur Sumatera ini juga bersebelahan dengan Provinsi Riau dekat dengan perairan Selatan Malaka.
 

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019