Harga minyak turun sekitar satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan prospek peningkatan pasokan minyak mentah Iran setelah presiden Prancis mengangkat harapan untuk kesepakatan antara Washington dan Teheran, tetapi kerugian dibatasi oleh optimisme seputar kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan China.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober, turun 0,64 dolar AS atau 1,1 persen menjadi ditutup pada 58,70 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah mencapai tertinggi sepanjang sesi di 60,17 dolar AS per barel.

Sementara itu, menyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 0,53 dolar AS atau satu persen menjadi menetap pada 53,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak turun setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan persiapan sedang berlangsung untuk pertemuan antara Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa minggu mendatang untuk menemukan solusi bagi kebuntuan nuklir.

Trump tahun lalu meninggalkan perjanjian nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia, dengan alasan bahwa ia menginginkan kesepakatan yang lebih besar yang tidak hanya membatasi kerja atom Iran, tetapi juga mengekang dukungannya untuk proksi-proksi di Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon, serta mengekang program rudal balistiknya. 

Trump juga memperketat sanksi-sanksi terhadap Iran pada Mei untuk mencoba menghentikan ekspor minyaknya.

"Sekarang pasar sedang mempertimbangkan kemungkinan bahwa kita akan melihat banjir atau minyak Iran datang ke pasar jika ada kemajuan yang dibuat," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago. "Kita harus berhati-hati karena kita pernah mendengar tentang penawaran hanya satu menit untuk dicuit di menit berikutnya."

Menopang harga, Trump mengatakan setelah pertemuan puncak G7 para pemimpin dunia di Biarritz, Prancis, bahwa ia percaya China tulus tentang keinginan untuk mencapai kesepakatan.

Wakil Perdana Menteri China Liu He, yang memimpin perundingan dengan Washington, mengatakan China bersedia menyelesaikan perselisihan melalui negosiasi "tenang" dan menentang segala peningkatan ketegangan perdagangan.

Harga minyak telah turun sekitar 20 persen dari level tertinggi 2019 yang dicapai pada April, sebagian karena kekhawatiran bahwa konflik perdagangan AS-China mengganggu ekonomi global, yang dapat mengurangi permintaan minyak.

Kementerian Perdagangan China mengatakan pekan lalu akan mengenakan tarif tambahan lima persen atau 10 persen pada total 5.078 produk yang berasal dari Amerika Serikat, termasuk minyak mentah, produk pertanian dan pesawat kecil.

Sebagai pembalasan, Trump mengatakan dia memerintahkan perusahaan-perusahaan AS untuk mencari cara untuk menutup operasi di China dan membuat produk-produk di Amerika Serikat.

"Kami mempertahankan pandangan pasar yang mencakup volatilitas harga bernada tinggi yang terus berlanjut, yang sebagian besar akan didorong oleh berita utama terkait dengan pembicaraan perdagangan AS dan China," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.

Baca juga: Emas berakhir sedikit lebih rendah setelah pasar ekuitas AS pulih dari kerugian
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019