Permintaan hewan Kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah/2019 di Kabupaten Labuhanbatu Selatan meningkat, sejumlah pedagang sapi terpaksa mendatangkan hewan kurban dari luar daerah.

Seorang pedagang sapi antar daerah bernama Zulkarnain Siregar di Rantauprapat, Kamis, mengakukewalahan menutupi permintaan pasar hewan kurban di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sementara, Hari Raya Idul Adha hanya tersisa 2 hari lagi.

Menurut dia, untuk mencukupi permintaan hewan kurban dari Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebanyak 70 ekor dan untuk masyarakat sebanyak 10 ekor didatangkan dari Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Padangseidempuan hingga ke Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

"Tahun 2019 ini, permintaan hewan Kurban naik sekira 5 persen, yakni 80 ekor, dari sebanyak 70 ekor di tahun 2018," katanya.
 
Seorang peternak sapi dan usaha jual-beli hewan Kurban, Zulkarnain Siregar. (Antaranews Sumut/Kurnia Hamdani)


Ia menjelaskan, hewan kurban tersebut diperdagangkan dalam kisaran harga Rp18 juta hingga Rp13 juta untuk per ekornya, tergantung jenis dan ukurannya. Untuk sapi jenis Brahman dia mematok harga Rp18 juta hingga Rp15 juta, sedangkan sapi jenis Madras dan sapi lokal di banderol harga Rp15 juta hingga Rp13 juta.

Sementara permintaan hewan Kurban dari Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Padang Lawas tidak dapat disanggupi karena tidak menutupi pasar lokal, yakni Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara dan Labuhanbatu Selatan.

"Kami menolak permintaan hewan Kurban dari luar daerah, karena disini sedikit," jelasnya.

Zulkarnain menerangkan, usaha ternak dan jual-beli sapi untuk kebutuhan pasar maupun hewan Kurban sudah dilakukan turun-temurun bersama Ayah dan Ibunya. Usaha tersebut, kata dia, dapat meraup keuntungan Rp400 ribu hingga Rp1 juta per ekornya.

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019