Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci menjalankan misi diplomasi maritim melalui kegiatan pelayaran "Kartika Jala Krida" selama tiga bulan ke depan dengan mengarungi sembilan negara di Asia dan Australia, kata pejabat Kementerian Pariwisata.
Staf Ahli Kementerian Pariwisata Laksamana TNI (Purn) Marsetio, kepada wartawan usai menyaksikan pelepasan pelayaran KRI Bima Suci di Dermaga Madura Komando Armada II Surabaya, Senin, meminta agar seluruh taruna yang mengikuti pelayaran ini juga membawa misi budaya dengan memperkenalkan berbagai kesenian Indonesia di setiap negara yang disinggahi.
"Kami berharap para taruna Kartika Jala Krida yang berlayar bersama KRI Bima Suci dapat memberi pengaruh positif melalui ragam kesenian budaya bangsa Indonesia di sembilan negara yang disinggahi," ucapnya
Pelayaran tersebut dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dengan rute Surabaya, Manila (Filipina), Osaka (Jepang), Busan (Korsel), Shanghai (China), Brunei Darussalam, Lumut (Malaysia), Phuket (Thailand), Rangon (Myanmar), Padang, Tanjung Benoa - Bali, Darwin (Australia) dan kembali ke Surabaya.
KSAL menjelaskan pelayaran ini diikuti oleh 103 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke- 66 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kartika Jala Krida.
"Pelayaran ini juga diikuti oleh sejumlah taruna dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Australia. Mereka akan mengikuti pelayaran dari Brunei ke Malaysia, serta dari Tanjung Benoa menuju Darwin," tuturnya.
Dia mengungkapkan pelayaran Kartika Jala Krida ini bertujuan untuk membekali karakter maritim sebagai jati diri bagi para taruna, selain juga membangun konektivitas generasi muda antarbangsa.
"Satgas Kartika Jala Krida ini rutin kami laksanakan setiap tahun. Lulusan Akademi Angkatan Laut wajib melaksanakan pelayartan seperti ini. Untuk jadi perwira memang harus melalui latihan Kartika Jala Krida," ucapnya.
Pelayaran Kartika Jala Krida tahun ini mengambil tema Maritime Fulcrum Brotherhood, yaitu membangun satu pelayaran persahabatan dengan sembilan negara yang dikunjungi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Staf Ahli Kementerian Pariwisata Laksamana TNI (Purn) Marsetio, kepada wartawan usai menyaksikan pelepasan pelayaran KRI Bima Suci di Dermaga Madura Komando Armada II Surabaya, Senin, meminta agar seluruh taruna yang mengikuti pelayaran ini juga membawa misi budaya dengan memperkenalkan berbagai kesenian Indonesia di setiap negara yang disinggahi.
"Kami berharap para taruna Kartika Jala Krida yang berlayar bersama KRI Bima Suci dapat memberi pengaruh positif melalui ragam kesenian budaya bangsa Indonesia di sembilan negara yang disinggahi," ucapnya
Pelayaran tersebut dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dengan rute Surabaya, Manila (Filipina), Osaka (Jepang), Busan (Korsel), Shanghai (China), Brunei Darussalam, Lumut (Malaysia), Phuket (Thailand), Rangon (Myanmar), Padang, Tanjung Benoa - Bali, Darwin (Australia) dan kembali ke Surabaya.
KSAL menjelaskan pelayaran ini diikuti oleh 103 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke- 66 yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kartika Jala Krida.
"Pelayaran ini juga diikuti oleh sejumlah taruna dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Australia. Mereka akan mengikuti pelayaran dari Brunei ke Malaysia, serta dari Tanjung Benoa menuju Darwin," tuturnya.
Dia mengungkapkan pelayaran Kartika Jala Krida ini bertujuan untuk membekali karakter maritim sebagai jati diri bagi para taruna, selain juga membangun konektivitas generasi muda antarbangsa.
"Satgas Kartika Jala Krida ini rutin kami laksanakan setiap tahun. Lulusan Akademi Angkatan Laut wajib melaksanakan pelayartan seperti ini. Untuk jadi perwira memang harus melalui latihan Kartika Jala Krida," ucapnya.
Pelayaran Kartika Jala Krida tahun ini mengambil tema Maritime Fulcrum Brotherhood, yaitu membangun satu pelayaran persahabatan dengan sembilan negara yang dikunjungi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019