Dua sahabat karib, Umar dan Roby, bertemu di Tanah Suci setelah berpisah selama 10 tahun karena tugas dan pekerjaan masing-masing yang harus mereka jalani selama ini.
Roby, seorang petugas haji daerah kerja Mekkah yang bertugas di Sektor 2 di Mekkah, Minggu mengaku terkejut saat menyambut rombongan Kloter 18 UPG yang terdiri atas anggota jamaah calon haji asal Makassar dan Papua.
Saat yakin tak salah orang, ia langsung memeluk seseorang yang sedang dikerubuti lantaran merupakan pembimbing ibadah, K.H. Umar Bauw.
Umar yang kebingungan baru menyadari bahwa yang memeluknya adalah sang sahabat yang telah lama menghilang dari kehidupannya. Keduanya pun larut dalam keharuan yang mengharu biru dan menangis sambil berpelukan cukup lama.
Terbiasa bersama selama puluhan tahun membuat Umar dan Roby seperti tak terpisahkan. Namun tugas dan pekerjaan membuat keduanya menempuh jalan masing-masing.
Hingga tak terasa 10 tahun sudah tak saling kontak satu sama lain, sampai pada akhirnya takdir mempertemukan mereka di tempat yang istimewa dan tanpa diduga, yakni di kota kelahiran nabi, Mekkah Al-Mukarromah.
Keharuan mereka karena pertemuan tak disangka itu, sempat menjadi pusat perhatian. Sejumlah orang yang membawa kamera dan ponsel pun mengabadikan pertemuan penuh haru itu. Bahkan tak sedikit yang turut menitikkan air mata lantaran ikut merasa haru.
“Dia sahabat, adik saya. Tapi berkat Allah, kesempatan pada hari ini kita bisa bertemu. Lebih dari 10 tahun berpisah karena tugas, dia pergi ke Sulawesi Barat. Jadi luar biasa hari ini Allah pertemukan kami. Saya tidak tahu, masak langsung dia peluk saya. Kaget juga,” kata Umar Bauw.
Kiai Haji Umar Bauw tergabung sebagai anggota jamaah calon haji Kloter 18 UPG dan berperan sebagai pembimbing ibadah. Ia bekerja di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua. Umar juga sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua.
Sementara itu, Roby Suryanto, yang menjadi petugas haji Indonesia di bagian perlindungan jamaah (linjam), adalah seorang polisi.
Sebelum keduanya berpisah, Umar dan Roby secara giat menyebarkan Islam kepada masyarakat di Jayapura. Mereka seperti tak terpisahkan, sampai akhirnya pada 2008, Roby dipindahtugaskan ke daerah lain sehingga tak saling kontak lagi dengan Umar.
“Saya tidak tahu kalau Pak Umar ada di dalam rombongan, saya baru tahu, saya pas masuk, saya melihat dia di sini. Di mata saya beliau lebih dari itu semua (kakak dan bapak, red.),” kata Roby.
Umar ditempatkan di pondokan yang berada di lingkup sektor tempat Roby bertugas sehingga kesempatan mereka berinteraksi semakin besar.
“Ini seperti sudah menjadi skenario Allah agar kami bisa melayani tamu Allah dengan lebih baik,” kata Umar.
Baca juga: Pasutri asal Padangsidimpuan calon haji tertua kloter 09 Medan
Baca juga: Seorang calon haji meninggal di pesawat
Baca juga: 'Haholongan' Sibolga-Tapteng tepung tawari calon haji Sibolga
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Roby, seorang petugas haji daerah kerja Mekkah yang bertugas di Sektor 2 di Mekkah, Minggu mengaku terkejut saat menyambut rombongan Kloter 18 UPG yang terdiri atas anggota jamaah calon haji asal Makassar dan Papua.
Saat yakin tak salah orang, ia langsung memeluk seseorang yang sedang dikerubuti lantaran merupakan pembimbing ibadah, K.H. Umar Bauw.
Umar yang kebingungan baru menyadari bahwa yang memeluknya adalah sang sahabat yang telah lama menghilang dari kehidupannya. Keduanya pun larut dalam keharuan yang mengharu biru dan menangis sambil berpelukan cukup lama.
Terbiasa bersama selama puluhan tahun membuat Umar dan Roby seperti tak terpisahkan. Namun tugas dan pekerjaan membuat keduanya menempuh jalan masing-masing.
Hingga tak terasa 10 tahun sudah tak saling kontak satu sama lain, sampai pada akhirnya takdir mempertemukan mereka di tempat yang istimewa dan tanpa diduga, yakni di kota kelahiran nabi, Mekkah Al-Mukarromah.
Keharuan mereka karena pertemuan tak disangka itu, sempat menjadi pusat perhatian. Sejumlah orang yang membawa kamera dan ponsel pun mengabadikan pertemuan penuh haru itu. Bahkan tak sedikit yang turut menitikkan air mata lantaran ikut merasa haru.
“Dia sahabat, adik saya. Tapi berkat Allah, kesempatan pada hari ini kita bisa bertemu. Lebih dari 10 tahun berpisah karena tugas, dia pergi ke Sulawesi Barat. Jadi luar biasa hari ini Allah pertemukan kami. Saya tidak tahu, masak langsung dia peluk saya. Kaget juga,” kata Umar Bauw.
Kiai Haji Umar Bauw tergabung sebagai anggota jamaah calon haji Kloter 18 UPG dan berperan sebagai pembimbing ibadah. Ia bekerja di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua. Umar juga sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua.
Sementara itu, Roby Suryanto, yang menjadi petugas haji Indonesia di bagian perlindungan jamaah (linjam), adalah seorang polisi.
Sebelum keduanya berpisah, Umar dan Roby secara giat menyebarkan Islam kepada masyarakat di Jayapura. Mereka seperti tak terpisahkan, sampai akhirnya pada 2008, Roby dipindahtugaskan ke daerah lain sehingga tak saling kontak lagi dengan Umar.
“Saya tidak tahu kalau Pak Umar ada di dalam rombongan, saya baru tahu, saya pas masuk, saya melihat dia di sini. Di mata saya beliau lebih dari itu semua (kakak dan bapak, red.),” kata Roby.
Umar ditempatkan di pondokan yang berada di lingkup sektor tempat Roby bertugas sehingga kesempatan mereka berinteraksi semakin besar.
“Ini seperti sudah menjadi skenario Allah agar kami bisa melayani tamu Allah dengan lebih baik,” kata Umar.
Baca juga: Pasutri asal Padangsidimpuan calon haji tertua kloter 09 Medan
Baca juga: Seorang calon haji meninggal di pesawat
Baca juga: 'Haholongan' Sibolga-Tapteng tepung tawari calon haji Sibolga
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019