Pohon kopi berusia ratusan tahun ditemukan warga Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur, Mandailing Natal.
Pohon kopi ini pertama kali ditemukan warga bernama Lauddin Rangkuti dan Mahfus Budiawan di Tor Baraos Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur (13 Kilometer dari Pagur) pada tahun 2018 yang lalu.
Mahfus Budiawan saat bincang-bincang dengan ANTARA, Senin (15/7) menyebutkan, batang kopi ini sendiri memiliki diameter 62 centimeter dan tingginya mencapai 20 meter.
"Untuk jenis kopinya Arabika, namun untuk varietasnya belum diketahui secara pasti," katanya.
Dari ciri-cirinya sebut Mahfus tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai," ujarnya.
Baca juga: Desa Pagur hasilkan 10 ton kopi Mandailing setiap bulannya
Dia menyebutkan, tumbuhan kopi seperti ini di hutan wilayah Desa Pagur saat ini masih banyak ditemukan dan masih berdiri kokoh.
"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja," sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Menurutnya, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun tersebut telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Pohon kopi ini pertama kali ditemukan warga bernama Lauddin Rangkuti dan Mahfus Budiawan di Tor Baraos Desa Pagur Kecamatan Panyabungan Timur (13 Kilometer dari Pagur) pada tahun 2018 yang lalu.
Mahfus Budiawan saat bincang-bincang dengan ANTARA, Senin (15/7) menyebutkan, batang kopi ini sendiri memiliki diameter 62 centimeter dan tingginya mencapai 20 meter.
"Untuk jenis kopinya Arabika, namun untuk varietasnya belum diketahui secara pasti," katanya.
Dari ciri-cirinya sebut Mahfus tumbuhan kopi yang ditemukannya saat mencari bibit kopi ini memiliki daun agak tipis bila dibandingkan dengan varietas kopi yang dikembangkan saat ini di Madina.
"Dari daunnya bila dilihat dari jenis kopi yang saat ini dikembangkan di Madina tidak ada menyerupai," ujarnya.
Baca juga: Desa Pagur hasilkan 10 ton kopi Mandailing setiap bulannya
Dia menyebutkan, tumbuhan kopi seperti ini di hutan wilayah Desa Pagur saat ini masih banyak ditemukan dan masih berdiri kokoh.
"Diperkirakan ada ratusan batang, namun batang besar sekitar 20 batang saja," sebut Mahfus pemilik label kopi Pagur Arabica ini.
Menurutnya, dengan ditemukannya tumbuhan kopi yang usianya mencapai ratusan tahun tersebut telah menandakan bahwa nenek moyang warga didesa itu pada ratusan tahun yang lalu sudah menjadi petani kopi dikawasan itu.
"Dengan adanya penemuan kopi ini saya berharap bisa menjadi bahan penelitian bagi Pemerintah sehingga nantinya menjadi bahan referensi atau bahan penelitian pengembangan kopi Mandailing," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019