Bos Senegal Aliou Cisse menyatakan tersingkir secara mengejutkannya tuan rumah Mesir dan Maroko serta tereliminasinya juara bertahan Kamerun, menyalakan harapan meraih gelar juara Piala Afrika untuk pertama kalinya bagi Senegal.
Cisse adalah kapten timnas yang mencapai final Piala Afrika 2002 setelah kalah adu penalti melawan Kamerun dan kini melatih tim tangguh yang diperkuat bintang Liverpool Sadio Mane dan bek Napoli Kalidou Koulibaly.
"Benar Kamerun tidak di sini, para favorit kuat tidak lagi di sini hari ini. Tentu saja hal itu memberi kami pemikiran dan bahkan memberi kami kepercayaan lebih untuk mengatakan ya, mungkin tahun ini akan jadi juara," kata Cisse seperti dikutip AFP.
"Tetapi seperti sudah saya katakan, itu cuma harapan dan itu tak akan cukup. Kami harus bekerja keras sekali, kami harus sungguh-sungguh, dan itulah yang sedang kami lakukan."
Walaupun demikian, Cisse mengingatkan Senegal akan membayar mahal jika meremehkan pertandingan perempat final melawan Benin di Kairo, Rabu ini.
Baca juga: VAR diaplikasikan mulai perempat final
Benin yang dilatih Michel Dussuyer maju secara mengejutkan lolos ke babak delapan besar yang merupakan pertama kali mereka lalukan, meskipun tidak memenangkan satu pun pertandingan.
Tapi setelah maju ke fase grup sebagai peringkat ketiga terbaik setelah tiga kali seri pada fase grup termasuk melawan Kamerun dan Ghana, Benin selamat setelah mementahkan tendangan penalti Hakim Ziyech pada menit-menit terakhir sebelum menaklukkan Maroko pimpinan pelatih Herve Renard dalam adu penalti pada babak 16 besar.
"Berkaitan dengan Benin, saya akan bilang sekali lagi, selama empat tahun terakhir saya sudah berusaha meyakinkan Anda bahwa tidak ada tim kecil lagi di benua Afrika," kata Cisse.
"Dan saya meyakini AFCON ini membuktikan lagi hal itu, bahwa menang di Afrika itu sulit, menang di Afrika itu rumit dan salah jika ada tim yang mengira pertandingan sudah selesai."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Cisse adalah kapten timnas yang mencapai final Piala Afrika 2002 setelah kalah adu penalti melawan Kamerun dan kini melatih tim tangguh yang diperkuat bintang Liverpool Sadio Mane dan bek Napoli Kalidou Koulibaly.
"Benar Kamerun tidak di sini, para favorit kuat tidak lagi di sini hari ini. Tentu saja hal itu memberi kami pemikiran dan bahkan memberi kami kepercayaan lebih untuk mengatakan ya, mungkin tahun ini akan jadi juara," kata Cisse seperti dikutip AFP.
"Tetapi seperti sudah saya katakan, itu cuma harapan dan itu tak akan cukup. Kami harus bekerja keras sekali, kami harus sungguh-sungguh, dan itulah yang sedang kami lakukan."
Walaupun demikian, Cisse mengingatkan Senegal akan membayar mahal jika meremehkan pertandingan perempat final melawan Benin di Kairo, Rabu ini.
Baca juga: VAR diaplikasikan mulai perempat final
Benin yang dilatih Michel Dussuyer maju secara mengejutkan lolos ke babak delapan besar yang merupakan pertama kali mereka lalukan, meskipun tidak memenangkan satu pun pertandingan.
Tapi setelah maju ke fase grup sebagai peringkat ketiga terbaik setelah tiga kali seri pada fase grup termasuk melawan Kamerun dan Ghana, Benin selamat setelah mementahkan tendangan penalti Hakim Ziyech pada menit-menit terakhir sebelum menaklukkan Maroko pimpinan pelatih Herve Renard dalam adu penalti pada babak 16 besar.
"Berkaitan dengan Benin, saya akan bilang sekali lagi, selama empat tahun terakhir saya sudah berusaha meyakinkan Anda bahwa tidak ada tim kecil lagi di benua Afrika," kata Cisse.
"Dan saya meyakini AFCON ini membuktikan lagi hal itu, bahwa menang di Afrika itu sulit, menang di Afrika itu rumit dan salah jika ada tim yang mengira pertandingan sudah selesai."
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019