Bendungan Tangga milik Inalum ini memiliki tinggi bendungan mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3 dan merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar. 

Bendungan ini dibangun dari beton dan berbentuk busur (Concrete Arch), terlihat dari bentuknya yang melengkung. Ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar. 

Tinggi bendungan ini mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3. Bentuk struktur lengkung seperti busur dibuat bukan tanpa alasan, melainkan untuk menghasilkan tinggi energi yang diperlukan untuk membangkitkan tenaga di PLTA.
 
Bendungan Tangga milik Inalum ini memiliki tinggi bendungan mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3 dan merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar.

Untuk diketahui, industri peleburan alumunium membutuhkan energi listrik yang sangat besar. Untuk itulah PT Inalum membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sendiri, dengan membendung Sungai Asahan. Selain Bendungan Tangga, PT Inalum juga membangun Bendungan Siguragura.

Bendungan tangga berjarak 4 kilo meter lebih ke hilir dari Bendungan Siguragura. Dari dua bendungan itu, air dialirkan untuk menggerakkan delapan turbin di dua PLTA yaitu PLTA Siguragura dan PLTA Tangga yang dioperasikan PT Inalum.
 
Bendungan Tangga milik Inalum ini memiliki tinggi bendungan mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3 dan merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar. 
Pabrik peleburan Alumunium Inalum dibangun di atas areal seluas 200 HA berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Pabrik itu terdiri dari 3 pabrik utama yakni pabrik karbon,pabrik reduksi dan pabrik penuangan serta dilengkapi dengan pelabuhan yang menjorok sepanjang 2,5 km Selat Malaka dan jug aberlokasi di Kuala Tanjung (Antara Sumut/ist)
Bendungan Tangga milik Inalum ini memiliki tinggi bendungan mencapai 82 meter dari dasar sungai Asahan, dengan volume 4.880.000 m3 dan merupakan bendungan busur pertama di Indonesia serta memiliki dimensi cukup besar.

Listrik yang dihasilkan sebesar 603 MegaWatt, dan sekitar 80%-nya digunakan untuk industri peleburan alumunium di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. 

Untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke pabrik Inalum yang jaraknya 120 kilo meter, Inalum membangun sistem transmisi dengan tower sebanyak 271 buah.

Sebagai info, Bank Indonesia pernah menerbitkan uang kertas Rp 100 tahun emisi 1984, dengan gambar depan burung Dara Mahkota (Goura victoria), sedangkan gambar belakangnya adalah Bendungan Tangga di Kabupaten Asahan (Sekarang menjadi Kabupaten Toba Samosir). 

Uang pecahan zaman dulu alias 'jadul' ini, telah ditarik Bank Indonesia sejak September 1995.
 
Jaringan listrik yang dihasilkan oleh PLTA Siguragura dan Tangga disalurkan ke pabrik peleburan alumunium Inalum di Kuala Tanjung melalui jaringan transmisi dengan tegangan 275 KV sepanjang 120 KM dengan jumlah tiang menara sebanyak 271 tiang dan melintasi 4 kabupaten yakni Tobasa, Asahan, Simalungun dan Batubara (Antara Sumut/ist)
 






 

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019