Di sela tugas upaya khusus optimalisasi alat mesin pertanian (Upsus Opsin) di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Mahasiswa Polbangtan Medan menyempatkan diri belajar mengikuti Sekolah Lapang (SL) bersama penyuluh dari BPP setempat.

Demikian informasi disampaikan Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Ir Yuliana Kansrini, M.Si, yang menghubungi, Kamis (20/6) siang.

Kegiatan Sekolah Lapang tersebut diadakan di Desa Purwosari Kecamatan Pematang Bandar. Tepatnya di rumah Sutejo ketua kelompok tani Karya Sentosa.

Dikatakan, sekolah lapang merupakan proses pembelajaran non formal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali potensi.

Selain itu untuk menyusun rencana usaha, identifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dan menerapkan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga usaha tani lebih efisien, berproduktivitas tinggi dan berkelanjutan.

"Mahasiswa kita sudah mengikuti lima dari sembilan kali rangkaian pertemuan yang direncanakan untuk evaluasi tanaman padi dalam lahan demplot mulai dari tanam sampai panen," jelasnya, seraya mengatakan dalam kegiatan SL diikuti 12 orang petani dan empat orang PPL dari BPP Pematang Bandar.  

Luas area demplot untuk SL tersebut yaitu 1000 meter persegi. Varietas padi yang ditanam yaitu mekongga, inpari, dan m400. Rangkaian kegiatan dimulai dari pengamatan langsung ke lahan demplot untuk melihat hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi.

Kemudian hama dan penyakit dibawa ke tempat diskusi dan kemudian digambarkan di kertas koran. Setelah itu permasalahan dikumpulkan dan dimusyawarahkan bersama untuk penyelesaiannya.

"Adapun permasalahan yang dipecahkan dalam kegiatan SL ini yaitu penggerek batang, wereng coklat, wereng hijau, mati pucuk, tanaman kerdil, dan lainnya," kata Yuliana sesuai laporan mahasiswanya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019