Tak kurang dari 33 trofi diraih megabintang Lionel Messi bersama Barcelona sejak melakoni debutnya di tim senior pada 16 November 2003 dan mengantarkannya meraih lima anugerah Ballon d'Or, namun bersama tim nasional Argentina ia tak kunjung beranjak dari status nirprestasi.
Copa America 2019 jelas bukan menjadi kesempatan terakhir untuk Messi menyudahi catatan buruk tersebut. Namun, Messi tak bertambah muda dan sepak bola, sekali lagi bukanlah olahraga yang bisa dimenangi oleh satu orang setiap pertandingan.
Copa America 2007, Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America 2016. Dalam keempat turnamen itu, Messi dipaksa berjalan melintasi trofi yang diperebutkan selepas partai final digelar karena Argentina kalah dari lawan-lawannya dan lehernya hanya berkalung medali runner-up.
Bahkan, saking patah hatinya Messi, selepas kekalahan dari Chile di final Copa America 2016 ia memutuskan untuk pensiun dari timnas Argentina.
"Saya sudah berusaha sekuat tenaga. Sudah empat final, saya menginginkan gelar juara bersama timnas dibanding siapapun, namun sayangnya, itu tidak terjadi. Saya pikir ini yang terbaik bagi semua orang, terutama bagi saya dan mereka yang mengharapkan ini terjadi. Tim ini sudah berakhir bagi saya, keputusan sudah diambil," demikian kata Messi saat mengumumkan pensiunnya dari Argentina pada 27 Juni 2016.
Keputusan itu direspons banyak orang, termasuk Presiden Argentina Mauricio Macri yang mendesaknya untuk membatalkan keputusan itu, bahkan aksi massa digelar di jalanan ibu kota Buenos Aires demi menyentuh hati sang megabintang.
Pada 12 Agustus 2016, hati Messi akhirnya tersentuh dan ia menarik keputusan pensiunnya. Messi memimpin Argentina yang disebut-sebut memiliki skuat terburuk sepanjang sejarah di Piala Dunai 2018, namun langkah mereka terhenti di babak 16 besar usai kalah 3-4 lawan Prancis, tim yang kemudian melenggang menjadi juara.
Tiga tahun berlalu, Messi akhirnya kembali berkesempatan untuk meraih gelar perdana bersama Argentina. Bukan hanya berarti untuk Messi pribadi, gelar juara Copa America 2019 akan menjadi trofi ke-15 turnamen tersebut yang membuat Argentina menyamai rekor Uruguay sebagai peraih gelar juara terbanyak.
Messi dan Argentina berada di Grup B bersama Kolombia, Paraguay dan Qatar. Lionel Scaloni menjadi pelatih kedelapan yang menangani Messi di Argentina, namun ia juga masih punya tuntutan pembuktian tinggi.
Selama menangani Argentina -interim sejak 8 Agustus 2018 dan permanen per 28 November 2018- Scaloni baru kalah dua kali dalam sembilan pertandingan. Kekalahan pertama terjadi dalam laga Superclasico des las Americas 2018, pertandingan tahunan kontra Brazil, dengan skor 0-1 dan kemudian 1-3 melawan Venezuela yang notabene bukan kekuatan diperhitungkan di sepak bola Amerika Selatan.
Argentina, Messi dan Scaloni punya satu tujuan yang sama, menjadikan Copa America 2019 sebagai panggung pembuktian.
Di atas kertas, Argentina mungkin akan dianggap bisa melenggang mulus dari Grup B, terlebih Kolombia dan Paraguay juga tiba dengan pelatih baru, masing-masing Carlos Queiroz dan Eduardo Berizzo.
Namun, bukan berarti Kolombia dan Paraguay tak mampu menimbulkan kejutan untuk Argentina yang jelas diunggulkan di Grup B.
Qatar, yang bakal melakoni debutnya sebagai tim undangan di Copa America, juga datang bukan dengan status main-main. Baru empat bulan lalu mereka mengangkat trofi Piala Asia pertama mereka.
Sentuhan dingin Felix Sanchez Baz tentu diharapkan terus berlanjut di Copa America, bahkan hingga pada akhirnya mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Messi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-32 pada 24 Juni nanti, tepat pada saat Argentina menghadapi Qatar di Stadion Arena do Gremio, Porto Alegre.
Setiap suporter Argentina tentu berharap pada saat itu La Albiceleste sudah memastikan satu tempat di perempat final. Jika belum, mereka tentu berharap selepas peluit tanda laga usai dibunyikan Argentina bisa meloloskan diri.
Lebih jauh lagi, tentu setiap suporter Argentina maupun penggemar Messi berharap ia mengangkat trofi Copa America 2019 setelah partai final selesai digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.
Agar karier Messi tak cuma mentereng di level klub semata, namun jika pun gagal, Messi masih punya Copa America 2020 setahun berselang yang dipercepat pelaksanaannya demi menyamakan jadwalnya dengan Piala Eropa.
Berikut daftar skuat tim penghuni Grup B:
Argentina: Franco Armani, Agustin Marchesin, Esteban Andrada; Juan Foyth, Nicolas Tagliafico, Renzo Saravia, German Pezzella, Ramiro Funes Mori, Milton Casco, Nicolas Otamendi; Leandro Paredes, Roberto Pereyra, Marcos Acuna, Angel Di Maria, Guido Pizarro, Rodrigo de Paul, Guido Rodriguez, Giovani Lo Celso; Sergio Aguero, Lionel Messi (kapten), Matias Suarez, Paulo Dybala, Lautaro Martinez
Pelatih: Lionel Scaloni
Kolombia: David Ospina, Camilo Vargas, Alvaro Montero; Cristian Zapata, Stefan Medina, Santiago Arias, William Tesillo, Yerry Mina, Cristian Borja, Jhon Lucumi, Davinson Sanchez; Wilmar Barrios, Edwin Cardona, James Rodriguez, Juan Cuadrado, Mateus Uribe, Jefferson Lerma, Gustavo Cuellar; Duvan Zapata, Radamel Falcao (kapten), Luis Diaz, Luis Muriel, Roger Martinez
Pelatih: Carlos Queiroz
Paraguay: Antony Silva, Junior Fernandez, Alfredo Aguilar; Ivan Piris, Juan Escobar, Fabian Balbuena, Bruno Valdez, Santiago Arzamendia, Junior Alonso, Ivan Torres, Gustavo Gomez (kapten); Juan Rodrigo Rojas, Celso Ortiz, Hernan Perez, Richard Sanchez, Matias Rojas, Miguel Almiron; Juan Iturbe, Oscar Cardozo, Derlis Gonzalez, Federico Santander, Cecillio Dominguez, Oscar Romero
Pelatih: Eduardo Berizzo
Qatar: Saad Al Sheeb, Yousef Hassan, Mohammed Al-Bakri; Ro-Ro, Abdelkarim Hassan, Al-Mahdi Ali Mukhtar, Tarek Salman, Hamid Ismail, Tameem Al-Muhaza, Bassam Al-Rawi, Assim Madibo; Abdulaziz Hatem, Abdullah Al-Ahrak, Karim Boudiaf, Salem Al-Hajri, Boualem Khoukhi, Ahmed Moein, Ahmed Fatehi, Ali Afif; Ahmed Alaaeldin, Hassan Al-Haydos (kapten), Akram Afif, Almoez Ali
Pelatih: Felix Sanchez
Jadwal pertandingan Grup B (dalam WIB):
Minggu (16/6) Argentina vs Kolombia
Senin (17/6) Paraguay vs Qatar
Kamis (20/6) Kolombia vs Qatar
Kamis (20/6) Argentina vs Paraguay
Senin (24/6) Kolombia vs Paraguay
Senin (24/6) Qatar vs Argentina
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Copa America 2019 jelas bukan menjadi kesempatan terakhir untuk Messi menyudahi catatan buruk tersebut. Namun, Messi tak bertambah muda dan sepak bola, sekali lagi bukanlah olahraga yang bisa dimenangi oleh satu orang setiap pertandingan.
Copa America 2007, Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America 2016. Dalam keempat turnamen itu, Messi dipaksa berjalan melintasi trofi yang diperebutkan selepas partai final digelar karena Argentina kalah dari lawan-lawannya dan lehernya hanya berkalung medali runner-up.
Bahkan, saking patah hatinya Messi, selepas kekalahan dari Chile di final Copa America 2016 ia memutuskan untuk pensiun dari timnas Argentina.
"Saya sudah berusaha sekuat tenaga. Sudah empat final, saya menginginkan gelar juara bersama timnas dibanding siapapun, namun sayangnya, itu tidak terjadi. Saya pikir ini yang terbaik bagi semua orang, terutama bagi saya dan mereka yang mengharapkan ini terjadi. Tim ini sudah berakhir bagi saya, keputusan sudah diambil," demikian kata Messi saat mengumumkan pensiunnya dari Argentina pada 27 Juni 2016.
Keputusan itu direspons banyak orang, termasuk Presiden Argentina Mauricio Macri yang mendesaknya untuk membatalkan keputusan itu, bahkan aksi massa digelar di jalanan ibu kota Buenos Aires demi menyentuh hati sang megabintang.
Pada 12 Agustus 2016, hati Messi akhirnya tersentuh dan ia menarik keputusan pensiunnya. Messi memimpin Argentina yang disebut-sebut memiliki skuat terburuk sepanjang sejarah di Piala Dunai 2018, namun langkah mereka terhenti di babak 16 besar usai kalah 3-4 lawan Prancis, tim yang kemudian melenggang menjadi juara.
Tiga tahun berlalu, Messi akhirnya kembali berkesempatan untuk meraih gelar perdana bersama Argentina. Bukan hanya berarti untuk Messi pribadi, gelar juara Copa America 2019 akan menjadi trofi ke-15 turnamen tersebut yang membuat Argentina menyamai rekor Uruguay sebagai peraih gelar juara terbanyak.
Messi dan Argentina berada di Grup B bersama Kolombia, Paraguay dan Qatar. Lionel Scaloni menjadi pelatih kedelapan yang menangani Messi di Argentina, namun ia juga masih punya tuntutan pembuktian tinggi.
Selama menangani Argentina -interim sejak 8 Agustus 2018 dan permanen per 28 November 2018- Scaloni baru kalah dua kali dalam sembilan pertandingan. Kekalahan pertama terjadi dalam laga Superclasico des las Americas 2018, pertandingan tahunan kontra Brazil, dengan skor 0-1 dan kemudian 1-3 melawan Venezuela yang notabene bukan kekuatan diperhitungkan di sepak bola Amerika Selatan.
Argentina, Messi dan Scaloni punya satu tujuan yang sama, menjadikan Copa America 2019 sebagai panggung pembuktian.
Di atas kertas, Argentina mungkin akan dianggap bisa melenggang mulus dari Grup B, terlebih Kolombia dan Paraguay juga tiba dengan pelatih baru, masing-masing Carlos Queiroz dan Eduardo Berizzo.
Namun, bukan berarti Kolombia dan Paraguay tak mampu menimbulkan kejutan untuk Argentina yang jelas diunggulkan di Grup B.
Qatar, yang bakal melakoni debutnya sebagai tim undangan di Copa America, juga datang bukan dengan status main-main. Baru empat bulan lalu mereka mengangkat trofi Piala Asia pertama mereka.
Sentuhan dingin Felix Sanchez Baz tentu diharapkan terus berlanjut di Copa America, bahkan hingga pada akhirnya mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Messi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-32 pada 24 Juni nanti, tepat pada saat Argentina menghadapi Qatar di Stadion Arena do Gremio, Porto Alegre.
Setiap suporter Argentina tentu berharap pada saat itu La Albiceleste sudah memastikan satu tempat di perempat final. Jika belum, mereka tentu berharap selepas peluit tanda laga usai dibunyikan Argentina bisa meloloskan diri.
Lebih jauh lagi, tentu setiap suporter Argentina maupun penggemar Messi berharap ia mengangkat trofi Copa America 2019 setelah partai final selesai digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.
Agar karier Messi tak cuma mentereng di level klub semata, namun jika pun gagal, Messi masih punya Copa America 2020 setahun berselang yang dipercepat pelaksanaannya demi menyamakan jadwalnya dengan Piala Eropa.
Berikut daftar skuat tim penghuni Grup B:
Argentina: Franco Armani, Agustin Marchesin, Esteban Andrada; Juan Foyth, Nicolas Tagliafico, Renzo Saravia, German Pezzella, Ramiro Funes Mori, Milton Casco, Nicolas Otamendi; Leandro Paredes, Roberto Pereyra, Marcos Acuna, Angel Di Maria, Guido Pizarro, Rodrigo de Paul, Guido Rodriguez, Giovani Lo Celso; Sergio Aguero, Lionel Messi (kapten), Matias Suarez, Paulo Dybala, Lautaro Martinez
Pelatih: Lionel Scaloni
Kolombia: David Ospina, Camilo Vargas, Alvaro Montero; Cristian Zapata, Stefan Medina, Santiago Arias, William Tesillo, Yerry Mina, Cristian Borja, Jhon Lucumi, Davinson Sanchez; Wilmar Barrios, Edwin Cardona, James Rodriguez, Juan Cuadrado, Mateus Uribe, Jefferson Lerma, Gustavo Cuellar; Duvan Zapata, Radamel Falcao (kapten), Luis Diaz, Luis Muriel, Roger Martinez
Pelatih: Carlos Queiroz
Paraguay: Antony Silva, Junior Fernandez, Alfredo Aguilar; Ivan Piris, Juan Escobar, Fabian Balbuena, Bruno Valdez, Santiago Arzamendia, Junior Alonso, Ivan Torres, Gustavo Gomez (kapten); Juan Rodrigo Rojas, Celso Ortiz, Hernan Perez, Richard Sanchez, Matias Rojas, Miguel Almiron; Juan Iturbe, Oscar Cardozo, Derlis Gonzalez, Federico Santander, Cecillio Dominguez, Oscar Romero
Pelatih: Eduardo Berizzo
Qatar: Saad Al Sheeb, Yousef Hassan, Mohammed Al-Bakri; Ro-Ro, Abdelkarim Hassan, Al-Mahdi Ali Mukhtar, Tarek Salman, Hamid Ismail, Tameem Al-Muhaza, Bassam Al-Rawi, Assim Madibo; Abdulaziz Hatem, Abdullah Al-Ahrak, Karim Boudiaf, Salem Al-Hajri, Boualem Khoukhi, Ahmed Moein, Ahmed Fatehi, Ali Afif; Ahmed Alaaeldin, Hassan Al-Haydos (kapten), Akram Afif, Almoez Ali
Pelatih: Felix Sanchez
Jadwal pertandingan Grup B (dalam WIB):
Minggu (16/6) Argentina vs Kolombia
Senin (17/6) Paraguay vs Qatar
Kamis (20/6) Kolombia vs Qatar
Kamis (20/6) Argentina vs Paraguay
Senin (24/6) Kolombia vs Paraguay
Senin (24/6) Qatar vs Argentina
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019