Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sibolga di bawah pimpinan Wali Kota, Syarfi Hutauruk menggelar rapat bulanan.

Rapat rutinitas itu untuk membahas hal-hal yang berkaitan terjadinya inflasi maupun deflasi di Kota Sibolga, Sumatera Utara.

Rapat yang dilangsungkan di Aula BI Sibolga, Rabu, diikuti langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat didampingi Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Sumatera Utara, Demina R Sitepu dan Kepala Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Sumut, Ramli ST Simanjuntak.

Wali Kota Sibolga yang memimpin rapat bersama dengan Kepala Kantor Perwakilan BI Sibolga, Suti Masniari Nasution menyebutkan Kota Sibolga penyumbang tertinggi nomor dua inflasi di Sumut sesudah kota Medan. Barang tentu harus dilakukan langkah konkrit untuk menekan inflasi tersebut.

“Kerja sama yang baik anggota TPID ini akan mampu mengatasi naiknya inflasi di daerah kita ini. Barang tentu pengawasan serta koordinasi lintas sektor harus kita lakukan. Saya sudah langsung menghubungi Bupati Humbahas untuk menanyakan ketersediaan stok cabai merah, bawang dan sayuran di cold storage mereka. Menurut pak Bupati Humbang, stok mereka cukup dan siap untuk disalurkan kapan dibutuhkan Sibolga. Kita berharap dengan adanya MoU antara Pemko Sibolga dan Pemkab Humbang dan juga dengan Tapanuli Utara, akan mampu mengatasi kenaikan harga cabai merah, bawang dan sayur-sayuran. Selain itu juga, kondisi transportasi pengangkut barang menjelang lebaran ini harus diawasi, karena kalau bertahan saja barang tidak dibongkar satu hari, sudah pasti berdampak terhadap kesediaan barang dan berimbas kepada kenaikan harga,” ujar Wali Kota.

Sementara itu dari Badan Pusat Statistik Kota Sibolga dalam laporannya menyampaikan, bahwa penyumbang naiknya inflasi Sibolga bulan April 2019, tidak terlepas naiknya harga cabai merah, tomat, bawang merah, bawang putih dibulan Maret. Bahkan harga salak pun turut mempengaruhi inflasi.

Selain membahas langkah-langkah menurunkan inflasi, Wali Kota juga meminta laporan ketersediaan BBM dan juga gas elpiji di Kota Sibolga. Menurut pihak Pertamina, bahwa stok BBM mencukupi demikian juga dengan gas elpiji.

Demikian juga dengan ketersediaan Rastra di Bulog Sibolga aman terkendali.

“Saya berkeyakinan dengan hasil persiapan serta antisipasi yang sudah kita lakukan saat ini, maka ketersediaan bahan makanan serta kebutuhan masyarakat di Kota Sibolga akan dapat kita atasi yang merujuk turunnya angka inflasi. Dan kami juga meminta kepada pihak kepolisian agar memantau para pengusaha untuk tidak melakukan penimbunan barang. Kita juga berharap jangan sampai deflasi di kota Sibolga terlampau rendah, karena tidak bagus juga. Marilah kita semua berperan aktif dalam mengawasi ketersediaan kebutuhan di Sibolga saat ini, dan menjelang Idul Fitri nanti,” imbuh Wali Kota Sibolga.

Sebelumnya Kepala Kantor Perwakilan BI Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat dalam sambutannya, memuji peran aktif dari Wali Kota Sibolga yang langsung bergerak melakukan pengecekan harga-harga serta mencari solusi untuk mengatasi inflasi.

Wiwiek berharap, agar kepala daerah yang lainnya, khususnya yang menjadi kota inflasi agar lebih peduli lagi.

Acara rapat TPID ini turut dihadiri Kapolres Sibolga, AKBP Edwin Hatorangan Hariandja, Dandenpom ½ Sibolga, Pertamina, Pelindo, BPS, para pimpinan OPD Sibolga.
 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019