PT Inalum (Persero) selalu punya perhatian besar untuk pemeliharaan setiap asetnya, termasuk pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik Inalum yang senantiasa berkelanjutan.
Berdasarkan informasi dari Direksi PT.Inalum, pemeliharaan yang berkelanjutan ini menjamin operasional berkesinambungan, sehingga produksi aluminium dan produk turunan seperti billet dan aloy bisa mencapai target.
Sebagai informasi saja, PT Inalum menargetkan produksi sebanyak 500.000 ton pada Tahun 2021 nanti.
Untuk mencapai target besar itu, saat ini PT Inalum mulai melakukan sejumlah pengembangan di pabrik peleburan yang berada di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara, bahkan PT Inalum sudah melebarkan sayapnya hingga ke Pulau Kalimantan.
Sejauh ini Inalum telah berhasil memproduksi antara 250.000–260.000 ton.
Adapun aset besar pendukung PLTA PT Inalum antara lain adalah pertama Bendungan Pengatur Siruar. Bendungan Pengatur ini (Regulating Dam) terletak di Desa Siantar Utara, 14,6 KM dari mulut Danau Toba.
Bendungan ini digunakan oleh Inalum untuk mengatur tinggi permukaan air Danau Toba dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Masa konstruksi pembangunan bendungan ini dimulai tahun 1978 dan selesai pada April 1982.
Aset kedua yang tak kalah penting dan bahkan sangat terkenal adalah, Bendungan Siguragura. Tipe Bendungan Siguragura ini adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter dan panjang 173 meter.
Bendungan ini digunakan Inalum untuk mengontrol debit air yang masuk ke Pembangkit Listrik Siguragura. Masa konstruksi pembangunan dimulai tahun 1978 dan selesai pada April 1982.
Kemudian aset utamanya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura berada 200 meter dibawah tanah dengan 4 unit turbin dan generator di dalamnya.
Pembangkit Listrik Siguragura milik Inalum ini merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia dengan Kapasitas terpasang 286 MW. Masa konstruksi pembangunan dimulai tahun 1978 dan selesai pada April 1982.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Berdasarkan informasi dari Direksi PT.Inalum, pemeliharaan yang berkelanjutan ini menjamin operasional berkesinambungan, sehingga produksi aluminium dan produk turunan seperti billet dan aloy bisa mencapai target.
Sebagai informasi saja, PT Inalum menargetkan produksi sebanyak 500.000 ton pada Tahun 2021 nanti.
Untuk mencapai target besar itu, saat ini PT Inalum mulai melakukan sejumlah pengembangan di pabrik peleburan yang berada di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara, bahkan PT Inalum sudah melebarkan sayapnya hingga ke Pulau Kalimantan.
Sejauh ini Inalum telah berhasil memproduksi antara 250.000–260.000 ton.
Adapun aset besar pendukung PLTA PT Inalum antara lain adalah pertama Bendungan Pengatur Siruar. Bendungan Pengatur ini (Regulating Dam) terletak di Desa Siantar Utara, 14,6 KM dari mulut Danau Toba.
Bendungan ini digunakan oleh Inalum untuk mengatur tinggi permukaan air Danau Toba dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Masa konstruksi pembangunan bendungan ini dimulai tahun 1978 dan selesai pada April 1982.
Aset kedua yang tak kalah penting dan bahkan sangat terkenal adalah, Bendungan Siguragura. Tipe Bendungan Siguragura ini adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter dan panjang 173 meter.
Bendungan ini digunakan Inalum untuk mengontrol debit air yang masuk ke Pembangkit Listrik Siguragura. Masa konstruksi pembangunan dimulai tahun 1978 dan selesai pada April 1982.
Kemudian aset utamanya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Siguragura berada 200 meter dibawah tanah dengan 4 unit turbin dan generator di dalamnya.
Pembangkit Listrik Siguragura milik Inalum ini merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia dengan Kapasitas terpasang 286 MW. Masa konstruksi pembangunan dimulai tahun 1978 dan selesai pada April 1982.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019