Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan pahlawan nasional Raden Ajeng (RA) Kartini telah mengubah paradigma dunia terhadap perempuan.
"Memilih kini menjadi hak setiap perempuan. Mulai dari pendidikan, pekerjaan hingga jalan hidup," kata Rosmaya Hadi dalam pernyataan di akun media sosial resmi Bank Sentral yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Rosmaya mengatakan Kartini mengubah paradigma dunia terhadap perempuan melalui sekumpulan aksara dalam ratusan surat-surat yang ditulisnya untuk pergerakan perempuan. Kini, di tengah pesatnya perkembangan zaman, peran perempuan juga semakin besar dalam peradaban dunia.
"Untuk menjadi kuat tidak perlu menjadi sejantan pria, karena perempuan memiliki kekuatan di balik kelembutannya," ungkap Rosmaya.
RA Kartini, kata Rosmaya, telah mendorong kesetaraan hak bagi perempuan untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan negara.
"Kita harus meneladani keberanian R.A Kartini yang mendorong kesetaraan hak bagi perempuan Tanah Air," ujarnya.
RA Kartini merupakan tokoh pergerakan perempuan Indonesia yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah dan meninggal pada 17 September 1904 di umur 25 tahun.
Semasa hidupnya, Kartini tekun belajar dan menulis surat kepada teman-temannya yang berasal dari Belanda. Kartini memiliki ketertarikan pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah kala itu.
Setelah Kartini wafat, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr JH Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan RA Kartini pada teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Memilih kini menjadi hak setiap perempuan. Mulai dari pendidikan, pekerjaan hingga jalan hidup," kata Rosmaya Hadi dalam pernyataan di akun media sosial resmi Bank Sentral yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Rosmaya mengatakan Kartini mengubah paradigma dunia terhadap perempuan melalui sekumpulan aksara dalam ratusan surat-surat yang ditulisnya untuk pergerakan perempuan. Kini, di tengah pesatnya perkembangan zaman, peran perempuan juga semakin besar dalam peradaban dunia.
"Untuk menjadi kuat tidak perlu menjadi sejantan pria, karena perempuan memiliki kekuatan di balik kelembutannya," ungkap Rosmaya.
RA Kartini, kata Rosmaya, telah mendorong kesetaraan hak bagi perempuan untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan negara.
"Kita harus meneladani keberanian R.A Kartini yang mendorong kesetaraan hak bagi perempuan Tanah Air," ujarnya.
RA Kartini merupakan tokoh pergerakan perempuan Indonesia yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah dan meninggal pada 17 September 1904 di umur 25 tahun.
Semasa hidupnya, Kartini tekun belajar dan menulis surat kepada teman-temannya yang berasal dari Belanda. Kartini memiliki ketertarikan pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah kala itu.
Setelah Kartini wafat, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda Mr JH Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan RA Kartini pada teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya".
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019