Pemkab Serdang Bedagai, Sumatera Utara, berkomitmen memperbaiki sungai yang "sakit" sehingga kembali menjadi sungai yang sehat dan bebas sampah sehingga kenyamanannya dapat dinikmati masyarakat.
Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, di Seirampah, Sabtu, mengatakan, pihaknya berkomitmen akan memperbaiki sungai-sungai yang sakit di daerah itu, karena pihaknya menyadari pentingnya keberadaan sungai bagi lingkungan.
Komitmen itu juga sudah ia sampaikan saat menjadi narasumber pada perhelatan Kongres Sungai Indonesia (KSI) yang diikuti berbagai elemen dan komunitas pencinta sungai se-Indonesia di Lokasi Bumi Perkemahan Pramuka dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur.
Di kongres itu ia menekankan bahwa pentingnya menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas sungai karena sungai merupakan sumber kehidupan.
Tujuannya hadir di acara itu karena sadar kondisi sungai di Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri banyak yang "sakit".
"Oleh karenanya pada tahun 2050 nanti akan diprediksi jumlah plastik lebih banyak dibandingkan ikan di lautan, hal itu menunjukkan betapa tercemarnya lingkungan kita jika tidak dijaga kualitasnya," katanya.
Ia mencontohkan di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 1970 di sungai-sungainya masih terdapat 23 spesies ikan, namun sekarang hanya tinggal tujuh spesies saja, banyak jenis ikan yang punah akibat kerusakan sungai.
Terkait dengan penyebab mengapa sungai banyak yang sakit yaitu adanya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sungai yang berada di provinsi dan pusat sehingga penanganan dan pengawasan sungai sangat minim dan terpinggirkan.
Sebagai contoh dalam pengambilan galian C (mineral non logam) pasir sungai yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi tidak disertai dengan pengawasan yang ketat. Akibatnya banyak sungai yang rusak baik morfologi maupun estetikanya.
"Saya rasa ke depanya perlu diperhatikan lagi tentang pengawasannya mengingat ada oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak perduli terhadap masalah lingkungan sungai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, di Seirampah, Sabtu, mengatakan, pihaknya berkomitmen akan memperbaiki sungai-sungai yang sakit di daerah itu, karena pihaknya menyadari pentingnya keberadaan sungai bagi lingkungan.
Komitmen itu juga sudah ia sampaikan saat menjadi narasumber pada perhelatan Kongres Sungai Indonesia (KSI) yang diikuti berbagai elemen dan komunitas pencinta sungai se-Indonesia di Lokasi Bumi Perkemahan Pramuka dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur.
Di kongres itu ia menekankan bahwa pentingnya menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas sungai karena sungai merupakan sumber kehidupan.
Tujuannya hadir di acara itu karena sadar kondisi sungai di Kabupaten Sergai Tanah Bertuah Negeri banyak yang "sakit".
"Oleh karenanya pada tahun 2050 nanti akan diprediksi jumlah plastik lebih banyak dibandingkan ikan di lautan, hal itu menunjukkan betapa tercemarnya lingkungan kita jika tidak dijaga kualitasnya," katanya.
Ia mencontohkan di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 1970 di sungai-sungainya masih terdapat 23 spesies ikan, namun sekarang hanya tinggal tujuh spesies saja, banyak jenis ikan yang punah akibat kerusakan sungai.
Terkait dengan penyebab mengapa sungai banyak yang sakit yaitu adanya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sungai yang berada di provinsi dan pusat sehingga penanganan dan pengawasan sungai sangat minim dan terpinggirkan.
Sebagai contoh dalam pengambilan galian C (mineral non logam) pasir sungai yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi tidak disertai dengan pengawasan yang ketat. Akibatnya banyak sungai yang rusak baik morfologi maupun estetikanya.
"Saya rasa ke depanya perlu diperhatikan lagi tentang pengawasannya mengingat ada oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak perduli terhadap masalah lingkungan sungai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019