Peredaran uang pecahan Rp20.000 menurun di Medan, Sumut akibat antara lain masyarakat jarang mendapatkan uang dengan nominal tersebut di anjungan tunai mandiri/ATM.

"Pecahan Rp20.000 jarang diperoleh di ATM sehingga BI berharap perbankan memperhatikan hal tersebut dengan menyiapkan uang nominal itu di ATM," ujar Direktur Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumut, Hilman Tisnawan di Medan, Senin.

Dia menjelaskan, berdasarkan data, pada 2017 outflow uang Rp20.000 sempat mencapai Rp435 miliar dan
2018 tinggal Rp414 miliar atau turun lima persen.

Sementara uang pecahan lain outflownya bertumbuh 3 - 20 persen.

Outflow uang Rp50.000 misalnya tumbuh tiga persen, Rp100.000 naik 14 persen, Rp2.000 (10 persen), Rp10.000 (5 persen) dan pecahan Rp5.000 naik 20 persen.

"Hasil survei yang dilakukan BI kepada 800 responden, masyarakat mengaku sulit menemukan uang Rp20.000 itu saat menarik uang tunai di ATM," katanya.

Untuk itu, ujar Hilman, perbankan dinilai perlu meningkatkan distribusi pecahan Rp20.000 itu baik melalu kas keliling, bank dan mesin ATM.

"Uang pecahan Rp20.000 adalah satu - satunya pecahan yang memiliki  pertumbuhan outflow negatif secara year on year 2017 - 2018 sehingga perlu mendapat perhatian," ujar  Hilman Tisnawan.

Mengenai total outflow Bank Indonesia Medan pada tahun 2018, katanya mencapai sebesar Rp18,2 triliun.

"Adapun  stok uang Rp20.000  BI sebesar Rp332 miliar," ujar Hilman.***1***

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019