Medan (Antaranews Sumut) - Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Budiman Ginting, SH berharap kepada Satgas Anti Mafia Bola Polri agar menghukum berat mafia pengaturan pertandingan bola di tanah air.
  
"Sindikat pengaturan pertandingan bola itu, tidak hanya merugikan klub bola, tetapi juga menghancuran prestasi pesepak bola di Indonesia," kata Budiman Ginting, di Medan, Kamis.
  
Selain itu, menurut dia, jaringan ilegal pengatur skor pertandingan bola tersebut dapat mematikan kemajuan klub-klub bola dan para pemain yang memiliki prestasi bagus.
  
"Karena kalah atau menangnya klub bola yang mengikuti pertangan liga nasional itu, tidak lagi berdasarkan prestasi, tetapi karena adanya permainan mafia bola," ujar Budiman.
  
Ia menyebutkan, praktik permainan "kotor" di dunia pesepakbolaan tersebut diduga sudah berlangsung cukup lama.
  
Ini merupakan angin segar dan terobosan baru yang dilakukan Polri untuk menertibkan mafia bola yang selama ini sulit terpantau dan permainan mereka cukup rapi, serta sulit terdeteksi.
 
"Satgas Anti Mafia Bola diharapkan agar pro aktif untuk mengusut tuntas permainan pengaturan pertandingan bola itu,"  ucap dia.
  
Budiman menjelaskan, cara-cara yang tidak baik seperti itu harus segera dihentikan.
  
"Polri melalui Satgas Anti Mafia Bola harus dapat menuntaskan kasus mafia bola ini dan menghukum berat pelakunya, sehingga dapat membuat efek jera," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019