Medan (Antaranews Sumut) - Nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati Sumut pada 2019 diprediksi naik dari posisi 2018 yang melemah atau tinggal 3, 417 miliar dolar AS.
Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Minggu mengatakan, harga ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil/ CPO di 2019 diprediksi naik atau lebih tinggi dari 2018.
Harga CPO, katanya, diperkirakan naik minimal hingga Bulan Mei 2019.
"Mengacu pada prakiraan itu, maka nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati Sumut yang di dalamnya ada CPO, naik di tahun 2019," ujarnya.
Menurut Derom, kenaikan harga ekspor CPO pada 2019 dipicu dua faktor.
Pertama karena permintaan naik dan kedua akibat produksi sedang turun.
Dia menyebutkan, setelah naik hingga Mei 2019, pada Juni, harga CPO diprediksi turun lagi hingga September akibat beberapa faktor termasuk adanya panen.
Tetapi harga CPO diperkirakan naik lagi pada Oktober - November.
"Mengacu pada kondisi saat ini, maka harga CPO di 2019 diprediksi bisa rata - rata bisa di atas 530 dolar AS per metrik ton dari 2018 yang
500 dolar AS per metrik ton," ujarnya.
Derom mengakui, harga CPO, memang sudah mulai bergerak naik sejak November 2018
Permintaan yang naik tersebut karena kebutuhan mulai meningkat setelah permintaan sepi akibat banyak stok.
Produksi CPO nasional sendiri pada 2019 diperkirakan sekitar 44 juta ton dari 40 juta ton lebih di 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi mengatakan, pada 2018, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut turun 7,52 persen dari 2017.
Kalau di 2017, nilai ekspor golongan barang itu sudah 3, 695 miliar dolar AS, maka di 2018 tinggal 3,417 miliar dolar AS.
Penurunan nilai ekspor akibat harga jual yang turun.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Minggu mengatakan, harga ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil/ CPO di 2019 diprediksi naik atau lebih tinggi dari 2018.
Harga CPO, katanya, diperkirakan naik minimal hingga Bulan Mei 2019.
"Mengacu pada prakiraan itu, maka nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati Sumut yang di dalamnya ada CPO, naik di tahun 2019," ujarnya.
Menurut Derom, kenaikan harga ekspor CPO pada 2019 dipicu dua faktor.
Pertama karena permintaan naik dan kedua akibat produksi sedang turun.
Dia menyebutkan, setelah naik hingga Mei 2019, pada Juni, harga CPO diprediksi turun lagi hingga September akibat beberapa faktor termasuk adanya panen.
Tetapi harga CPO diperkirakan naik lagi pada Oktober - November.
"Mengacu pada kondisi saat ini, maka harga CPO di 2019 diprediksi bisa rata - rata bisa di atas 530 dolar AS per metrik ton dari 2018 yang
500 dolar AS per metrik ton," ujarnya.
Derom mengakui, harga CPO, memang sudah mulai bergerak naik sejak November 2018
Permintaan yang naik tersebut karena kebutuhan mulai meningkat setelah permintaan sepi akibat banyak stok.
Produksi CPO nasional sendiri pada 2019 diperkirakan sekitar 44 juta ton dari 40 juta ton lebih di 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi mengatakan, pada 2018, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut turun 7,52 persen dari 2017.
Kalau di 2017, nilai ekspor golongan barang itu sudah 3, 695 miliar dolar AS, maka di 2018 tinggal 3,417 miliar dolar AS.
Penurunan nilai ekspor akibat harga jual yang turun.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019