Medan (Antaranews Sumut) - Faisal Walad, seorang pemuda di Medan membuat boneka berbagai bentuk dari hasil daur ulang koran bekas, sehingga menjadi sumber penghasilan penambah rezeki karena cukup digemari masyarakat.
"Sudah hampir dua tahun saya menggeluti usaha ini dengan membuat miniatur dari bahan koran bekas yang dibentuk menjadi boneka tradisional," katan pria yang membuka Galeri J-ART di Jalan Umar Medan itu, Sabtu.
Hampir seluruh bahan bakunya adalah koran bekas yang pada umumnya relatif tidak bernilai.
Di tangannya potongan kertas koran bekas itu dirangkai menggunakan lidi dan lem yang dibentuk menjadi seperti manusia yang menggunakan pakaian adat tertentu.
Setelah potongan kayu yang dibalut kertas koran bekas dibentuk sedemikian rupa, proses pengerjaan berlanjut ke tahap pengecatan, dimana boneka yang dibuat diwarnai dengan menggunakan car serta kuas khusus, sehingga meniru motif pakaian adat yang diinginkan.
Dengan sabar dan teliti, Faisal mengecat warna dasar dari setiap sudut badan boneka yang dibuat. Setelah seluruh pengecatan dilakukan, miniatur itu dimasukkan ke dalam kotak kaca yang didesain khusus sehingga semakin menambah minat orang untuk membelinya.
"Banyak jenis boneka dengan berbagai pakain adat seperti pakaian adat Melayu, Batak, Simalungun, Karo dan Jawa," katanya.
Ia mengaku ide membuat kerajinan tangan yang dipadu dengan seni melukis itu didapat sejak dirinya mengajarkan kesenian serupa kepada anaknya untuk memanfaatkan kertas koran bekas menjadi mainan yang mirip seperti seni origami ala masyarakat Jepang.
Sepasang boneka trasidional yang dimasukkan ke dalam kotak kaca khusus itu dijual Rp300 ribu hingga Rp400 ribu sesuai besar kecilnya ukuran.
Selain menjual kepada perorangan sesuai pemesanan offline dan daring, produk UMKM itu juga dipasarkan kepada perusahaan maupun instansi pemerintah untuk dijadikan cinderamata.
Kini produk kreatif miniatur itu sudah mendapatkan sejumlah pengakuan dari lembaga terkait sebagai salah satu produk UMKM yang bernilai tinggi serta ramah lingkungan dan sudah dipamerkan ke sejumlah daerah yang ada di Indonesia termasuk di Bali.
"Saya berharap produk ini bisa terus berkembang dan menginpsirasi banyak orang untuk membuat produk kreatif lainnya sehingga akan semakin memajukan industri kreatif di Indonesia khususnya di Sumut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Sudah hampir dua tahun saya menggeluti usaha ini dengan membuat miniatur dari bahan koran bekas yang dibentuk menjadi boneka tradisional," katan pria yang membuka Galeri J-ART di Jalan Umar Medan itu, Sabtu.
Hampir seluruh bahan bakunya adalah koran bekas yang pada umumnya relatif tidak bernilai.
Di tangannya potongan kertas koran bekas itu dirangkai menggunakan lidi dan lem yang dibentuk menjadi seperti manusia yang menggunakan pakaian adat tertentu.
Setelah potongan kayu yang dibalut kertas koran bekas dibentuk sedemikian rupa, proses pengerjaan berlanjut ke tahap pengecatan, dimana boneka yang dibuat diwarnai dengan menggunakan car serta kuas khusus, sehingga meniru motif pakaian adat yang diinginkan.
Dengan sabar dan teliti, Faisal mengecat warna dasar dari setiap sudut badan boneka yang dibuat. Setelah seluruh pengecatan dilakukan, miniatur itu dimasukkan ke dalam kotak kaca yang didesain khusus sehingga semakin menambah minat orang untuk membelinya.
"Banyak jenis boneka dengan berbagai pakain adat seperti pakaian adat Melayu, Batak, Simalungun, Karo dan Jawa," katanya.
Ia mengaku ide membuat kerajinan tangan yang dipadu dengan seni melukis itu didapat sejak dirinya mengajarkan kesenian serupa kepada anaknya untuk memanfaatkan kertas koran bekas menjadi mainan yang mirip seperti seni origami ala masyarakat Jepang.
Sepasang boneka trasidional yang dimasukkan ke dalam kotak kaca khusus itu dijual Rp300 ribu hingga Rp400 ribu sesuai besar kecilnya ukuran.
Selain menjual kepada perorangan sesuai pemesanan offline dan daring, produk UMKM itu juga dipasarkan kepada perusahaan maupun instansi pemerintah untuk dijadikan cinderamata.
Kini produk kreatif miniatur itu sudah mendapatkan sejumlah pengakuan dari lembaga terkait sebagai salah satu produk UMKM yang bernilai tinggi serta ramah lingkungan dan sudah dipamerkan ke sejumlah daerah yang ada di Indonesia termasuk di Bali.
"Saya berharap produk ini bisa terus berkembang dan menginpsirasi banyak orang untuk membuat produk kreatif lainnya sehingga akan semakin memajukan industri kreatif di Indonesia khususnya di Sumut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019