Aekkanopan (Antaranews Sumut) - Lambannya penangangan dan proses evakuasi sepasang lumba-lumba putih yang keberadaannya terdeteksi di Sungai Kualuh sejak Sabtu (26/1) lalu sangat disesalkan, apalagi belakangan beredar kabar hanya tinggal seekor yang muncul ke permukaan.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Kualaberingin, Edi Mansur Pane, Selasa. "Tadi pagi ada lagi rombongan yang datang. Katanya dari Tanjungbalai," sebutnya.

Ditambahkannya, sehari sebelumnya pihak Badan Konservarsi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III yang berkantor di Kisaran, Asahan juga sudah datang. "Kita khawatir ada masalah dengan ikan lumba-lumba itu. Apalagi dikabarkan, saat ini yang muncul tinggal satu yaitu ikan yang kecil," keluhnya.

Baca juga: Ini video keberadaan lumba-lumba putih di Sungai Kualuh
Baca juga: BPBD Labura siap bantu upaya penyelamatan lumba-lumba putih di Sungai Kualuh

Menurut dia, semakin lama penanganan terhadap binatang langka itu, maka hal tesebut semakin mengancam keselamatannya. "Kalau makin lama, kita khawatir dengan keselamatan lumba-lumba di sungai itu," tambahnya.

Sepasang lumba-lumba putih yang berada di hilir Sungai Kualuh sejak Sabtu (26/1) lalu. Keberadaannya diunggah oleh medsos komunitas SekitarLabura. Pada malam harinya, warga di Guntingsaga menyaksikan sepasang ikan mamalia itu.

Sejak Minggu pagi hingga Selasa ini ikan tersebut betah berada di Sungai Kualuh yang masuk dalam kawasan Desa Kualaberingin Kecamatan Kualuhhulu. Akibatnya masyarakat pun banyak berdatangan untuk menyaksikan kejadian langka tersebut secara langsung.

Baca juga: Warga Labura dihebohkan kemunculan lumba-lumba putih di Sungai Kualuh
Baca juga: BKSDA pelajari cara evakuasi lumba-lumba putih di Sungai Kualuh
 

Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019