Langkat (Antaranews Sumut) - Kota Stabat, ibu kota Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang juga merupakan kota peraih Piala Adipura, kini kondisinya sangat memprihatinkan, penuh dengan debu yang setiap harinya harus dirasakan masyarakat.

Hal itu disampaikan warga Kota Stabat, Fauzi, di Stabat, Kamis.

Ia mengatakan sepanjang Jalan Zainal Arifin mulai dari jembatan Wampu hingga persimpangan kantor bupati setiap harinya selalu berdebu.

"Kondisi ini sudah berlangsung lama, seakan tidak ada perhatian dari instansi terkait khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Langkat," katanya.  

Menurut dia, debu yang terdiri atas pasir dan tanah timbun itu terus menumpuk di badan jalan dekat trotoar di sepanjang Jalan Zainal Arifin yang dibiarkan begitu saja.

Bila musim hujan tiba, tumpukan pasit dan tanah itu menjadi lumpur, sementara bila musim panas debunya beterbangan kerumah warga di sepanjang jalan itu.   

"Bila warga tidak menyiramnya, alamat debu akan menebal di setiap perabot, kursi, dan meja warga. Kita terpaksa warga harus menyiraminya, sementara pihak petugas PUPR acuh tanpa ada sikap untuk segera menuntaskan pengangkatan debu itu," katanya.

Kota Stabat sendiri merupakan kota yang sudah berkali-kali menerima Piala Adipura. Namun pelayanan publik hingga sekarang terus diabaikan dan warga dibiarkan menghirup debu.

"Yang dikhawatirkan warga akan mudah terserang penyakit ISPA, influenza, batuk kronis dan akhirnya bisa mengakibatkan tuberkolosis (TBC). Diharapkan instansi terkait tanggap terhadap permasalahan debu ini agar tidak semakin banyak warga Stabat yang terserang penyakit. Apalagi ini menjelang Hari Jadi Kabupaten Langkat ke-269," ujar Fauzi.

Pewarta: H. Imam Fauzi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019