Gunungsitoli (Antaranews Sumut) - Isu akan terjadinya tsunami yang melanda Kepulauan Nias, Sumatera Utara, berdampak pada keresahan warga, sehingga tidak sedikit yang mengungsi ke daerah lebih tinggi karena takut akan terjadi bencana tersebut.
   
Juli, warga Kota Gunungsitoli, Kamis (10/1), mengaku sudah mendengar isu air laut surut dan sepanjang sepengetahuannya hal tersebut merupakan pertanda akan terjadi tsunami.

"Kami sudah dengar isunya, dan hari ini kami tidak izinkan anak anak sekolah karena takut jika benar akan terjadi tsunami," ucapnya.

Hal yang sama juga dikatakan Kris, warga Desa Lasara, Kota Gunungsitoli, yang mengaku telah mendengar isu tersebut tetapi tetap beraktivitas seperti biasa.

"Pagi ini banyak saya melihat warga yang mengungsi ke desa kami, mereka takut terjadi tsunami dan untuk menyelamatkan diri mereka mengungsi ke daerah yang lebih tinggi," ujarnya.

Baca juga: BMKG: tidak ada tsunami di Tapanuli Tengah
Baca juga: Warga Sibolga-Tapteng panik dan berhamburan akibat isu tsunami

Keterangan resmi yang dikeluarkan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Gunungsitoli, Djati Cipto Kuncoro, dikatakan jika berita surut air laut di perairan Sibolga, Sumatera Utara dan berdampak tsunami di Kepulauan Nias dan sekitarnya adalah tidak benar.

BMKG Sibolga, Sumatera Utara juga tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut, sehingga BMKG Stasiun Geofisika Gunungsitoli menyatakan berita tersebut tidak benar, dan BMKG tidak pernah merilis berita tersebut.

Berita tersebut menurut dia hanya isu dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut tidak mempunyai dasar ilmiah yang jelas.

Dia menerangkan jika fenomena pasang surut yang terjadi disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari.

Jarak bulan akan mendekati titik terdekatnya dengan bumi pada tanggal 20 Januari 2019, sedangkan jarak matahari ke bumi pada titik terdekatnya pada 3 Januari 2019.

"Sampai saat ini gempa bumi tektonik belum dapat diprediksi secara ilmiah dengan baik dan BMKG Stasiun Geofisika Gunungsitoli akan terus berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah setempat untuk menenangkan warga," katanya.

Pewarta: Irwanto

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019