Tapteng (Antaranews Sumut)- Tingkat hunian hotel saat libur Natal dan Tahun Baru 2019, ternyata menurun drastis di Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
"Penyebab menurunnya tingkat hunian itu disebabkan berbagai hal, seperti daya beli atau keuangan masyarakat yang berkurang sampai dengan peristiwa alam dan bencana yang terjadi," kata Menejer Marketing PIA Hotel Pandan, Dina Siagian kepada ANTARA, Selasa (8/1) sore di PIA Hotel Pandan.
Ia mengatakan, tingkat keramaian berkurang sampai 50 persen dari tahun lalu.
"Baik tamu di pantai ataupun tamu hotel yang menginap. Penyebab kondisi ini belum tahu pastinya, tetapi faktor daya beli atau keuangan masyarakat yang berkurang,”ungkapnya.
Ia pun membeberkan, bahwa biasanya jumlah kamar hotel mereka mulai dari tanggal 29 Desember-3 Januari full booked (penuh pesanan), ternyata kemarin tidak.
Yang full itu mulai dari tanggal 31 Desember-01 Januari 2019. Demikian juga dengan pengunjung Water Park, Banana Boat, Live Music Lapo Harambir, dan pengunjung Wisata Bahari menurun drastis.
Untuk itu Dina berharap di tahun 2019 ada perubahan yang signifikan baik dari Pemerintah Pusat sampai ke daerah atau Kabupaten/Kota. Khususnya dalam pengembangan dunia Pariwisata perhotelan, apalagi saat ini kondisi alam tidak memungkinkan karena ada tsunami dan tanah longsor, di daerah-daerah tempat pariwisata.
“Dengan adanya himbauan dari Pemerintah atau dinas terkait untuk masyarakat diharapakan tidak mengunjungi daerah pantai dulu, sangat berdampak negatif bagi kami pengusaha hotel dan juga pengembang Pariwisata. Harapan kami semoga ada terobosan-terobosan baru dari Pemerintah Pusat dan Daerah untuk pengembangan Pariwisata,”harap Dina
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Penyebab menurunnya tingkat hunian itu disebabkan berbagai hal, seperti daya beli atau keuangan masyarakat yang berkurang sampai dengan peristiwa alam dan bencana yang terjadi," kata Menejer Marketing PIA Hotel Pandan, Dina Siagian kepada ANTARA, Selasa (8/1) sore di PIA Hotel Pandan.
Ia mengatakan, tingkat keramaian berkurang sampai 50 persen dari tahun lalu.
"Baik tamu di pantai ataupun tamu hotel yang menginap. Penyebab kondisi ini belum tahu pastinya, tetapi faktor daya beli atau keuangan masyarakat yang berkurang,”ungkapnya.
Ia pun membeberkan, bahwa biasanya jumlah kamar hotel mereka mulai dari tanggal 29 Desember-3 Januari full booked (penuh pesanan), ternyata kemarin tidak.
Yang full itu mulai dari tanggal 31 Desember-01 Januari 2019. Demikian juga dengan pengunjung Water Park, Banana Boat, Live Music Lapo Harambir, dan pengunjung Wisata Bahari menurun drastis.
Untuk itu Dina berharap di tahun 2019 ada perubahan yang signifikan baik dari Pemerintah Pusat sampai ke daerah atau Kabupaten/Kota. Khususnya dalam pengembangan dunia Pariwisata perhotelan, apalagi saat ini kondisi alam tidak memungkinkan karena ada tsunami dan tanah longsor, di daerah-daerah tempat pariwisata.
“Dengan adanya himbauan dari Pemerintah atau dinas terkait untuk masyarakat diharapakan tidak mengunjungi daerah pantai dulu, sangat berdampak negatif bagi kami pengusaha hotel dan juga pengembang Pariwisata. Harapan kami semoga ada terobosan-terobosan baru dari Pemerintah Pusat dan Daerah untuk pengembangan Pariwisata,”harap Dina
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019