Medan (Antaranews Sumut) - Bank Indonesia atau BI Perwakilan Sumatera Utara memprediksi besaran inflasi daerah itu pada tahun 2019 di kisaran 3,5 plus minus satu persen.
"Inflasi Sumut di 2019 diprediksi masih tetap terkendali atau di kisaran 3,5 plus minus satu persen," ujar Pejabat Sementara Kepala BI Perwakilan Sumut, Hilman Tisnawan di Medan, Kamis.
Prediksi itu mengacu pada perhitungan tekanan harga dari sisi permintaan akan tetap di level yang rendah sejalan dengan ekspektasi inflasi yang terjaga.
Menurut dia, pada tahun 2019, laju inflasi kelompok bahan makanan serta transportasi diprediksi terkendali sejalan dengan konsistensi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjalankan program - program "roadmap" pengedalian harga.
"Ekspektasi inflasi memang perlu terus dijaga agar tetap terjangkar dalam sasaran inflasi," katanya.
Dia menegaskan, tantangan dari eksternal sendiri dipekirakan moderat sejalan dengan perkiraan perekonomian global yang masih
lambat.
"Ke depan koordinasi dan sinergi antarinstansi melalui TPID dan Satgas Pangan perlu terus diperkuat sehingga konsumen mendapatkan harga yang wajar dan kesejahteraan petani meningkat," katanya.
Dia menjelaskan, meskipun menjadi sentra produksi, rantai distribusi dan perdagangan antardaerah komoditas pangan strategis perlu terus diawasi untuk mendukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi agar bahan pangan menjadi lebih terjaga.
"BI Sumut semakin yakin inflasi Sumut di 2019 tetap terkendali setelah inflasi sepanjang tahun 2018 sangat terjaga atau sebesar 1, 23 persen," ujar Hilman.
Inflasi Sumut di 2018 jauh di bawah angka 2017 yang sebesar 3,20 persen.
Inflasi Sumut di 2018 yang sebesar 1, 23 persen itu juga jauh di bawah angka nasional yang sebesar 3,13 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, besaran inflasi memang harus terjaga agar pertumbuhan ekonomi Sumut yang ditargetkan di tahun 2019 di kisaran 5,1 - 5,5 persen bisa tercapai.
Dia menyebutkan, pada tahun 2019, perekonomian Sumut terutama akan didorong oleh tingginya permintaan domestik yang antara lain dipicu ada Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif.
"Permintaan domestik yang tinggi akan menolong pertumbuhan ekonomi Sumut di saat ada tekanan dari sisi eksternal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Inflasi Sumut di 2019 diprediksi masih tetap terkendali atau di kisaran 3,5 plus minus satu persen," ujar Pejabat Sementara Kepala BI Perwakilan Sumut, Hilman Tisnawan di Medan, Kamis.
Prediksi itu mengacu pada perhitungan tekanan harga dari sisi permintaan akan tetap di level yang rendah sejalan dengan ekspektasi inflasi yang terjaga.
Menurut dia, pada tahun 2019, laju inflasi kelompok bahan makanan serta transportasi diprediksi terkendali sejalan dengan konsistensi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menjalankan program - program "roadmap" pengedalian harga.
"Ekspektasi inflasi memang perlu terus dijaga agar tetap terjangkar dalam sasaran inflasi," katanya.
Dia menegaskan, tantangan dari eksternal sendiri dipekirakan moderat sejalan dengan perkiraan perekonomian global yang masih
lambat.
"Ke depan koordinasi dan sinergi antarinstansi melalui TPID dan Satgas Pangan perlu terus diperkuat sehingga konsumen mendapatkan harga yang wajar dan kesejahteraan petani meningkat," katanya.
Dia menjelaskan, meskipun menjadi sentra produksi, rantai distribusi dan perdagangan antardaerah komoditas pangan strategis perlu terus diawasi untuk mendukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi agar bahan pangan menjadi lebih terjaga.
"BI Sumut semakin yakin inflasi Sumut di 2019 tetap terkendali setelah inflasi sepanjang tahun 2018 sangat terjaga atau sebesar 1, 23 persen," ujar Hilman.
Inflasi Sumut di 2018 jauh di bawah angka 2017 yang sebesar 3,20 persen.
Inflasi Sumut di 2018 yang sebesar 1, 23 persen itu juga jauh di bawah angka nasional yang sebesar 3,13 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, besaran inflasi memang harus terjaga agar pertumbuhan ekonomi Sumut yang ditargetkan di tahun 2019 di kisaran 5,1 - 5,5 persen bisa tercapai.
Dia menyebutkan, pada tahun 2019, perekonomian Sumut terutama akan didorong oleh tingginya permintaan domestik yang antara lain dipicu ada Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif.
"Permintaan domestik yang tinggi akan menolong pertumbuhan ekonomi Sumut di saat ada tekanan dari sisi eksternal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019