Tebing Tinggi (Antaranews Sumut) - Gereja-gereja di Tebing Tinggi sejak Senin (24/12) sekitar jam 18.30 WIB sudah mulai melaksanakan misa menyambut hari Natal dan hingga Selasa (25/12) beberapa gereja masih dipadati jemaat, tidak saja di dalam gereja tetapi juga di halaman yang dipasangi teratak.
Kegiatan keagamaan tersebut mendapat pengawalan oleh petugas dari Polres Tebing Tinggi di setiap gereja.
Di gereja HKBP distrik XIV di Jalan Kartini Tebing Tinggi yang merupakan salah satu gereja terbesar di Tebing Tinggi, sejak pukul 18.00 WIB telah dipadati para jemaat dengan pengkhotbah pendeta Hotler Lumbantoruan dengan mengangkat tema "Lihatlah telah datang juru selamat".
Dalam khotbahnya pendeta menyampaikan Natal yang dirayakan di tengah bangsa sedang menghadapi berbagai bencana yang melanda negeri ini dan membawa duka di beberapa daerah harus dijadikan sarana introspeksi diri.
Bencana pesawat udara, longsor, gempa, banjir bahkan tsunami yang terakhir terjadi di Banten dan Lampung telah banyak menelan korban jiwa dan rusaknya sarana prasarana mengundang keprihatinan bersama, apalagi bangsa juga sedang menghadapi konflik horizontal, maraknya berita hoax, serta aksi saling mencerca dan menghina.
"Untuk itu pula suasana suka cita Natal ini mari kita maknai pada aspek sosial dan kemanusian bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan berdoa semoga mereka tabah dan bersabar menghadapi ujian ini," ujarnya.
Sikap yang seperti ini, kata pendeta, sejalan pula dengan tujuan kelahiran Yesus Kristus ke atas dunia untuk menjadi juru selamat dan menolong manusia meski harus mengorbankan jiwanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Kegiatan keagamaan tersebut mendapat pengawalan oleh petugas dari Polres Tebing Tinggi di setiap gereja.
Di gereja HKBP distrik XIV di Jalan Kartini Tebing Tinggi yang merupakan salah satu gereja terbesar di Tebing Tinggi, sejak pukul 18.00 WIB telah dipadati para jemaat dengan pengkhotbah pendeta Hotler Lumbantoruan dengan mengangkat tema "Lihatlah telah datang juru selamat".
Dalam khotbahnya pendeta menyampaikan Natal yang dirayakan di tengah bangsa sedang menghadapi berbagai bencana yang melanda negeri ini dan membawa duka di beberapa daerah harus dijadikan sarana introspeksi diri.
Bencana pesawat udara, longsor, gempa, banjir bahkan tsunami yang terakhir terjadi di Banten dan Lampung telah banyak menelan korban jiwa dan rusaknya sarana prasarana mengundang keprihatinan bersama, apalagi bangsa juga sedang menghadapi konflik horizontal, maraknya berita hoax, serta aksi saling mencerca dan menghina.
"Untuk itu pula suasana suka cita Natal ini mari kita maknai pada aspek sosial dan kemanusian bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah dan berdoa semoga mereka tabah dan bersabar menghadapi ujian ini," ujarnya.
Sikap yang seperti ini, kata pendeta, sejalan pula dengan tujuan kelahiran Yesus Kristus ke atas dunia untuk menjadi juru selamat dan menolong manusia meski harus mengorbankan jiwanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018