Medan  (Antaranews Sumut) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise menyebutkan, investasi terbesar suatu bangsa ada pada perempuan dan anak.

Suatu bangsa belum maju, belum bebas dari kemiskinan bila perempuan belum berada di garis aman,"ujarnya di Medan, Senin.

Dia mengatakan itu pada acara Temu Nasional Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) 2018.

Untuk itu, ujar menteri, perempuan Indonesia harus diselamatkan, dijaga, diangkat, dilindungi.

"Jangan ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak,"ujar Yohana.

Menurut dia, mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak harus diputuskan dan itu tugas semua atau bersama.

Yohana menyebutkan, saat ini kasus kekerasan  terhadap perempuan dan anak masih cukup banyak termasuk perceraian yang angkanya cukup tinggi hingga ratusan ribu per hari.

"Kekerasan di rumah tangga dan termasuk perceraian akan berdampak pada gangguan masa depan anak,"katanya.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi juga mengakui situasi saat ini kurang aman untuk usia anak-anak dan perempuan.

"Kondisi itu merisaukan karena justru terjadi pada saat aman.Padahal pegalaman saya di TNI, jika bertemu perempuan dan anak perang itu harus berhenti,"katanya.

Kondisi itu mengesankan, kondisi saat ini lebih buruk dari hukum rimba di hutan.

"Mudah-mudahan dengan  acara dengan tema Sinergi Untuk Percepatan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dapat ditemukan program-program dan rumusan-rumusan dalam mengatasi persoalan perempuan dan perlindungan anak," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018