Medan (Antaranews Sumut) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Sumatera Utara meminta nelayan yang pergi melaut agar hati-hati dan selalu mewaspadai cuaca ekstrem tengah terjadi di Kabupaten Mandailing Natal wilayah Pantai Barat.
"Kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diingini terhadap nelayan tradisional, karena akan merugikan keluarga nelayan itu," kata Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut Nazli, di Medan, Senin.
Ia mengingatkan nelayan kecil di Mandailing Natal agar jangan memaksakan diri mencari ikan ke laut, karena berbahaya dan bisa saja hanyut dihantam badai.
"Selain itu, perahu yang digunakan nelayan tersebut, tenggelam karena ombak yang cukup besar," ujar Nazli.
Ia berharap kepada nelayan lebih mengutakan keselamatan diri dari pada nekat dengan menerobos cuaca ekstrem yang tidak bersahabat dan bisa membahayakan keselamatan.
Lebih baik nelayan Mandailing Natal menunggu sampai cuaca ekstrem kembali normal seperti biasa , dan baru lah pergi menangkap ikan ke laut.
"Namun, kalau saat ini tidak usah karena memiliki risiko kecelakaan yang cukup tinggi di laut," ucap tokoh nelayan itu.
Nazli mengatakan, banyak kapal nelayan di Sibolga, Tapanuli Tengah dan Kepulauan Nias tenggelam dan hanyut di laut karena dihantam ombak besar.
Sehubungan dengan itu, nelayan Mandailing Natal jangan berbuat nekat dan bisa saja terjadi kecelakaan yang membahayakan di laut.
"Nelayan tradisional agar lebih hati-hati dan bisa menahan diri saat terjadinya cuaca ekstrem," kata Wakil Ketua HNSI Sumut itu.
Sebelumnya, kendatipun cuaca ekstrim melanda Kabupaten Mandailing Natal khususnya di wilayah pantai barat Madina pada dua minggu belakangan ini tidak menyurutkan semangat para nelayan untuk melakukan aktivitasnya mencari ikan ke laut.
Camat Kecamatan Batahan, Irsal Pariadi, Kamis (18/10) mengatakan para nelayan di daerahnya tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini untuk melaut.
"Nelayan disini tetap seperti biasanya melaksanakan aktifitas ke laut," katanya.
Sementara itu, Adnan salah seorang nelayan di Natal menyebutkan tetap pergi mencari ikan ke laut, meskipun kondisi cuaca ekstrem.
"Nelayan di Natal tetap melaut namun setengah hari saja yakni pergi pagi pulang sore," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diingini terhadap nelayan tradisional, karena akan merugikan keluarga nelayan itu," kata Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut Nazli, di Medan, Senin.
Ia mengingatkan nelayan kecil di Mandailing Natal agar jangan memaksakan diri mencari ikan ke laut, karena berbahaya dan bisa saja hanyut dihantam badai.
"Selain itu, perahu yang digunakan nelayan tersebut, tenggelam karena ombak yang cukup besar," ujar Nazli.
Ia berharap kepada nelayan lebih mengutakan keselamatan diri dari pada nekat dengan menerobos cuaca ekstrem yang tidak bersahabat dan bisa membahayakan keselamatan.
Lebih baik nelayan Mandailing Natal menunggu sampai cuaca ekstrem kembali normal seperti biasa , dan baru lah pergi menangkap ikan ke laut.
"Namun, kalau saat ini tidak usah karena memiliki risiko kecelakaan yang cukup tinggi di laut," ucap tokoh nelayan itu.
Nazli mengatakan, banyak kapal nelayan di Sibolga, Tapanuli Tengah dan Kepulauan Nias tenggelam dan hanyut di laut karena dihantam ombak besar.
Sehubungan dengan itu, nelayan Mandailing Natal jangan berbuat nekat dan bisa saja terjadi kecelakaan yang membahayakan di laut.
"Nelayan tradisional agar lebih hati-hati dan bisa menahan diri saat terjadinya cuaca ekstrem," kata Wakil Ketua HNSI Sumut itu.
Sebelumnya, kendatipun cuaca ekstrim melanda Kabupaten Mandailing Natal khususnya di wilayah pantai barat Madina pada dua minggu belakangan ini tidak menyurutkan semangat para nelayan untuk melakukan aktivitasnya mencari ikan ke laut.
Camat Kecamatan Batahan, Irsal Pariadi, Kamis (18/10) mengatakan para nelayan di daerahnya tidak terpengaruh dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini untuk melaut.
"Nelayan disini tetap seperti biasanya melaksanakan aktifitas ke laut," katanya.
Sementara itu, Adnan salah seorang nelayan di Natal menyebutkan tetap pergi mencari ikan ke laut, meskipun kondisi cuaca ekstrem.
"Nelayan di Natal tetap melaut namun setengah hari saja yakni pergi pagi pulang sore," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018