Medan,(Antaranews Sumut) - Badan Pelaksana Otorita Danau Toba/BPODT,  Kementerian Pariwisata -  tujuh investor menandatangani perjanjian kerja sama investasi untuk pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba dengan komitmen investasi sekitar Rp6.1 triliun.
      
Penandatanganan perjanjian investasi diselenggarakan bertempat di Sofitel Nusa Dua sebagai rangkaian acara  IMF – World Bank Group Annual Meeting di Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana ke-2 di Bali.
       
Penandatanganan kerja sama investasi yang dilakukan  Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo bersama dengan tujuh investor, disaksikan  Presiden Joko Widodo,
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman/Ketua Dewan Pengarah BPODT, Luhut Binsar Pandjaitan dan sejumlah menteri lainnya dan Duta Besar negara sahabat.
      
"Investasi sekitar 400 juta dolar AS atau Rp 6,1 triliun itu dengan lahan pengembangan seluas 77,5 hektare," ujar Arie Prasetyo dalam keterangan yang diterima di Medan, Jumat
        
Menurut dia, sebagai pengelola kawasan, BPODT memastikan para investor untuk melakukan pengembangan dengan pendekatan eco-tourism.
      
Pendekatan eco - tourism itu dengan pengembangan pariwisata yang tetap menjaga kelestarian lingkungan, melibatkan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba.
     
Serta  menjaga kearifan lokal dan tradisi warisan budaya setempat.
       
Seperti diketahui ssbelumnya atau  Juli 2018 Presiden Joko Widodo telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu dari empat destinasi pariwisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan dan pembangunan. 
       
Selain itu, Pemerintah juga menargetkan Danau Toba sebagai eco-tourism andalan Indonesia sehingga diharapkan kunjungan wisatawan domestik dan manca negara akan terus meningkat.
      
“BPODT menyambut sangat baik para investor yang berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism,"ujar Arie.
     
Dia menegaskan, kerja sama yang terjalin tidak hanya mengenai solusi investasi saja.
     
Tetapi bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual.
       
Dia menjelaskan, sejak kerja sama ini ditandatangani, para investor akan mulai melakukan pengembangan dengan membangun fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata.
       
Seperti hotel dan resort berstandar internasional, meeting, incentive, convention and exhibition (MICE), agro-forestry, pertanian organik, wisata desa, pendidikan tentang pariwisata dan pemberdayaan sosial-ekonomi yang memungkinkan masyarakat di wilayah pariwisata Danau Toba dan sekitarnya menjadi sejahtera.
      
Luas area otoritatif BPODT yang memiliki luas lebih kurang 386,5 hektare di Sibisa, Kabupaten Toba Samosir diperuntukkan sebagai pengembangan Eco-Cultural Tourism Development.
     
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ketua Pokja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Hiramsyah S Thaib mengatakan, untuk mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia, peran sektor swasta dalam pengembangan kawasan ini sangat penting.
      
Oleh karena itu,  Pemerintah juga memberikan dukungan penuh melalui sarana 3A yaitu Attraction, Accesibility, Amenity, serta pembangunan infrastruktur, kemudahan perizinan dan hal terkait lainnya.
       
"Saya yakin para pelaku bisnis industri pariwisata dapat bergerak cepat untuk melakukan pengembangan," katanya.
      
Pemerintah sendiri telah banyak melakukan terobosan untuk meningkatkan kepariwisataan Indonesia agar dikenal di dunia internasional, termasuk mengupayakan agar Geopark Kaldera Toba mendapat pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark.
     
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi momentum itu.
      
Menurut dia,  langkah itu sudah tepat dilaksanakan oleh Badan Otorita yang telah dibentuk tahun 2016.
      
Seperti diketahui, pertumbuhan pariwisata tanah air tiga kali lebih tinggi dari Pertumbuhan Regional Asean bahkan dunia.
     
Sampai Desember 2017, pertumbuhan pariwisata Indonesia naik 22 persen atau jauh di atas pertumbuhan pariwisata ASEAN 7 persen dan pertumbuhan pariwisata dunia yang 6.4 persen
     
"Tantangan investasi pariwisata khususnya di 10 destinasi pariwisata prioritas termasuk Danau Toba sampai tahun 2024 yaitu kebutuhan kesediaan 120.000 kamar hotel, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi,100 operator diving, 100 Marina, 100 Kawasan Ekonomi Khusus dan amenitas pariwisata lainnya.
   
  Untuk itu, ujar Menpar,  maka dukungan investasi dari pihak swasta adalah tindak lanjut positif untuk mendukung tercapainya target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019 .
     
Termasuk diandalkannya sektor pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar yang diproyeksikan menyumbang devisa untuk Indonesia sebeaar 20 millar dolar AS. ***3***

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018