Aekkanopan (Antaranews Sumut) – Orang saleh di zaman dahulu senantiasa membaca Al Qur’an. Sementara di zaman now, apabila handphone tertinggal, maka merasa resah karena terhalang membaca WA,FB, Instagram mau pun twitter.

Demikian antara lain isi khutbah yang disampaikan Ustadz Junardi Piliang SAg saat menjadi khatib Sholat Idul Fitri di Masjid Taqwa Muhammadiyah Aekkanopan, Jumat. Menurutnya, salah satu hikmah ibadah puasa adalah predikat takwa.

Sementara pada masa lalu, orang-orang sholeh adalah mereka yang selalu membaca Al Qur’an di setiap kesempatan. Bahkan mereka menghafalkannya.

“Indikasi taqwa yaitu senantiasa membaca Al Qur’an, melaksanakan sholat tepat waktu, raji berinfaq baik secara sembunyi maupun terang-terangan dan berbakti pada orang tua,” katanya dalam sholat yang dihadiri lebih kurang seribu jamaah itu.

Dijelaskannya, panggilan puasa oleh Allah SWT ditujukan kepada orang-orang beriman. Sementara iman itu letaknya di hati dan tidak seorang pun yang mengetahui kecuali dirinya dan Allah SWT.

Melalui puasa, seseorang diuji untuk jujur dan membentengi diri agar tidak makan dan minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa. Padahal bisa saja, ia makan atau minum di tempat sunyi yang tidak terlihat orang lain.

Di akhir khutbahnya, pria yang juga sekaligus menjadi imam pada sholat tersebut mengajak umat Islam memilih pemimpin sesuai dengan ketentuan Allah yang ada dalam Al Qur’an.

Pada sholat itu terkumpul infaq melalui gerakan amal sholeh (GAS) hampir mencapai Rp40 juta. Dari hasil itu, 20% nantinya akan disumbangkan untuk pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumut yang direncanakan setinggi tujuh lantai.

Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018