Medan (Antaranews Sumut) - Debat kandidat Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2018, tahap pertama dengan mengusung tema 'Tata Kelola Pemerintah Bersih, Bebas Korupsi', yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut berlangsung di Hotel Santika, Medan, Sabtu (5/5) malam. Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) mendapat pujian dari netizen.
Atas debat perdana itu, pasalang calon nomor urut 2 itu, memuncaki trending topic nasional. Dengan tagar #DjarotSiharSumut. Hal itu, terlihat microblogging Twitter tepat pada pukul 20.00 WIB saat debat sedang berlangsung. Tak lepas para netizen ikut komentar atas pernyataan dan jawaban, yang dilontarkan pasangan calon nomor urut 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas), dinilai banyak melakukan blunder.
Tak hanya itu, pada trending topic posisi kelima juga dikuasai pasangan nomor urut dua tersebut. Tapi dengan tagar yang berbunyi #WargaSumutPilihDJOSS. Kekuasaan dua kata kunci tersebut bertahan selama lebih dari dua jam. Dari pukul 20.00 WIB hingga lebih dari pukul 22.00 WIB.
Edy, misalnya. Selama debat berlangsung cenderung emosional. Bahkan, dia keliru menyebut bahwa DKI Jakarta memiliki empat bupati. Padahal, di bawah gubernur daerah khusus tersebut memiliki wali kota yang bertanggung jawab di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.
Tak hanya itu, Edy-Ijeck juga kurang memiliki pengetahuan tentang teknis pemerintahan. Mereka buta terhadap istilah-istilah penganggaran. Salah satunya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran atau yang biasa disebut SILPA.
Tak ayal, warganet yang menyimak debat resmi tersebut langsung menyambar. Mereka mengkritik keras pasangan Edy-Ijeck. Pembicaraan di Twitter yang terus menggelinding itu justru membuat Djarot-Sihar semakin memuncaki trending topic.
"Kayaknya ada yang mulai bingung dalam debat. Karena tidak paham kerja pemerintahan," kata akun @sultanjordi2.
"#WargaSumutPilihDJOSS adalah suatu keniscayaan agar provinsi ini tidak lagi berurusan dengan kasus korupsi,” cuit Henry Yosodiningrat yang punya akun resmi di @HenryYosoGranat.
Dalam debat ini, pasangan calon saling serang, dengan sangahan atas pertanyaan yang dilontaran, masing-masing pasang colon seperti nomor urut 2 Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) mempertanyakan soal tata kelola anggaran tanpa korupsi kepada paslon nomor 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (ERAMAS)
"Saya sudah membaca visi dan misi Bapak Edy dan Bapak Musa, kasus korupsi. Kasus ini, melibatkan eksekutif, legelatif, pihak ketiga. Bagaimana pencegahan korupsi agar tidak terjadi pada pelaksanaan APBD Sumut?," tanya Djarot.
Edy menjawab untuk mencegah korupsi pada pelaksanaan APBD Sumut. Ia akan melibatkan penegakan hukum untuk melakukan pengawasan keseluruhan pelaksanaan APBD Sumut tersebut.
"Terima kasih pak Djarot, kita berbicara masalah APBD ini, sudah jelas untuk siapa, pastinya untuk rakyat. Sudah jelas, supermasi hukum. Karena saya suka bola, makanya saya menjemput bola. Yang efektif pelaksanaan APBD dilaksanakan secara profesiona. Untuk mencegahnya ada polisi, kejaksaan, profesional untuk mengawasi kebocorannya (APBD Sumut," ungkap Edy.
Menanggapi jawab Edy. Djarot menyinggung soal kepemimpinan Gatot Pujo Nugroho di Sumut, akibat sistem pemerintah dilanggar, telah terjadi korupsi dan membuat Gatot Pujo Nugroho ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Pembinaan pak Gatot, pelanggaran hukum bisa terjadi. Ini bila terjadi dengan tidak adanya transparan tata kelolaan pemerintahan. Kelam masalah lalu tidak terjadi kembali. Karena, sumber daya alam dan manusia di Sumut sangat baik," ucap mantan Gubernur DKI itu.
Sementara itu, dalam penyelenggaraan debat Calon Gubernur Sumut itu, menerjunkan 500 personil kepolisian untuk mengamankan jalan debat tersebut. Kemudian, ratusan pendukung kedua paslon hadir langsung untuk menyaksikan debat itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Atas debat perdana itu, pasalang calon nomor urut 2 itu, memuncaki trending topic nasional. Dengan tagar #DjarotSiharSumut. Hal itu, terlihat microblogging Twitter tepat pada pukul 20.00 WIB saat debat sedang berlangsung. Tak lepas para netizen ikut komentar atas pernyataan dan jawaban, yang dilontarkan pasangan calon nomor urut 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas), dinilai banyak melakukan blunder.
Tak hanya itu, pada trending topic posisi kelima juga dikuasai pasangan nomor urut dua tersebut. Tapi dengan tagar yang berbunyi #WargaSumutPilihDJOSS. Kekuasaan dua kata kunci tersebut bertahan selama lebih dari dua jam. Dari pukul 20.00 WIB hingga lebih dari pukul 22.00 WIB.
Edy, misalnya. Selama debat berlangsung cenderung emosional. Bahkan, dia keliru menyebut bahwa DKI Jakarta memiliki empat bupati. Padahal, di bawah gubernur daerah khusus tersebut memiliki wali kota yang bertanggung jawab di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.
Tak hanya itu, Edy-Ijeck juga kurang memiliki pengetahuan tentang teknis pemerintahan. Mereka buta terhadap istilah-istilah penganggaran. Salah satunya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran atau yang biasa disebut SILPA.
Tak ayal, warganet yang menyimak debat resmi tersebut langsung menyambar. Mereka mengkritik keras pasangan Edy-Ijeck. Pembicaraan di Twitter yang terus menggelinding itu justru membuat Djarot-Sihar semakin memuncaki trending topic.
"Kayaknya ada yang mulai bingung dalam debat. Karena tidak paham kerja pemerintahan," kata akun @sultanjordi2.
"#WargaSumutPilihDJOSS adalah suatu keniscayaan agar provinsi ini tidak lagi berurusan dengan kasus korupsi,” cuit Henry Yosodiningrat yang punya akun resmi di @HenryYosoGranat.
Dalam debat ini, pasangan calon saling serang, dengan sangahan atas pertanyaan yang dilontaran, masing-masing pasang colon seperti nomor urut 2 Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) mempertanyakan soal tata kelola anggaran tanpa korupsi kepada paslon nomor 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (ERAMAS)
"Saya sudah membaca visi dan misi Bapak Edy dan Bapak Musa, kasus korupsi. Kasus ini, melibatkan eksekutif, legelatif, pihak ketiga. Bagaimana pencegahan korupsi agar tidak terjadi pada pelaksanaan APBD Sumut?," tanya Djarot.
Edy menjawab untuk mencegah korupsi pada pelaksanaan APBD Sumut. Ia akan melibatkan penegakan hukum untuk melakukan pengawasan keseluruhan pelaksanaan APBD Sumut tersebut.
"Terima kasih pak Djarot, kita berbicara masalah APBD ini, sudah jelas untuk siapa, pastinya untuk rakyat. Sudah jelas, supermasi hukum. Karena saya suka bola, makanya saya menjemput bola. Yang efektif pelaksanaan APBD dilaksanakan secara profesiona. Untuk mencegahnya ada polisi, kejaksaan, profesional untuk mengawasi kebocorannya (APBD Sumut," ungkap Edy.
Menanggapi jawab Edy. Djarot menyinggung soal kepemimpinan Gatot Pujo Nugroho di Sumut, akibat sistem pemerintah dilanggar, telah terjadi korupsi dan membuat Gatot Pujo Nugroho ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Pembinaan pak Gatot, pelanggaran hukum bisa terjadi. Ini bila terjadi dengan tidak adanya transparan tata kelolaan pemerintahan. Kelam masalah lalu tidak terjadi kembali. Karena, sumber daya alam dan manusia di Sumut sangat baik," ucap mantan Gubernur DKI itu.
Sementara itu, dalam penyelenggaraan debat Calon Gubernur Sumut itu, menerjunkan 500 personil kepolisian untuk mengamankan jalan debat tersebut. Kemudian, ratusan pendukung kedua paslon hadir langsung untuk menyaksikan debat itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018