Padangsidimpuan (Antaranews Sumut) - Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII DPR-RI mengatakan bahwa persoalan narkoba di republik ini sudah diatas darurat.

"Bayangkan saja ada yang sampai ketangkap dengan jumlah ton. Saya ngak kebayang narkoba diseludupkan ke negeri ini hingga berton-ton,"ujarnya kepada sejumlah wartawan, Senin petang, usai sosialisasi empat pilar kebangsaan di gedung STAITA, di Padangsidimpuan.

Ia menjelaskan kalau dulu orang nekat seludupkan narkoba di sol sepatu ada mohon maaf di pakaian dalam, kemaluan, dubur dan segala macam. "Sekarang, nekad seludupkan narkoba gunakan kapal, ini sudah impor,"sebutnya.

"Informasi pihak BNN katanya diperkirakan mencapai 250 ton narkoba masuk ke Indonesia setiap tahunnya. Saya juga tidak terbayang bagaimana bentuk banyaknya 250 ton narkoba itu lho,"ujarnya.

Baca juga: Legislator ajak masyarakat buang persepsi negatif di Pilkada

Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Utara ini berpikir 'membanjirnya' narkoba ke Indonesia diakibatkan susahnya narkoba masuk ke Filipina sehingga bandar-bandar melirik negara yang gampang dimasuki.

"Demi menyelamatkan generasi penerus dan bangsa ini saya berharap pemimpin kita bisa melindunginya. Negara harus bisa melindungi segala tumpah darah termsuk generasi muda,"sebutnya.

Filipina, katanya mencontohkan memiliki pemimpin yang tegas termasuk pemeberantasan narkoba dan cinta kepada rakyatnya, bahkan sampai PBB pun di lawannya, katanya.

Selain ketegasan pemimpin menurut dia sekarang yang perlu di bangun adalah mentalitas generasi muda anak bangsa. "Mentalitas akar masalahnya sekarang,"terangnya.

Cara merobah mentalitas tersebut menurutnya semisal memperkuat bidang keagamaan, menumbuh kembangkan sarana prasarana olahraga dan lain sebagainya yang bersifat positif dan kreatif.

"Para ulama, ustadz, pendeta juga harus optimal untuk menyelamatkan generasi muda anak bangsa selaku calon pemimpin negara masa depan,"katanya.

Didampingi ketua DPC Partai Gerindra Tapanuli Selatan Husin Sogot Simatupang juga wakil Ketua DPRD Tapanuli Selatan, Gus Irawan meminta pemerintah untuk lebih bersungguh-sungguh dalam memberantas narkoba.

Lebih miris lagi ujarnya yang pemakai narkoba itu sering melibatkan orang-orang miskin, ngak mampu beli sabu malah 'ngelem', katanya.

Sebetulnya tidak susah memberantas narkoba tegasnya, walau namun untuk menghilangkan narkoba sampai nol itu tidak mudah. Faktanya kata dia pemakai/peredaran narkoba separoh lebih itu ada di tempat terisolasi seperti di lapas,rumah- rumah tahanan.

"Bayangkan narkoba di kendlikan dari balik jeruji besi sana. Apakah aparat tidak tahu itu kan ngak mungkin. Soalnya kita masuk ke situ aja pakai KTP, disorot pakai CCTV setiap sudut. Alat komunikasi pun ngak bisa di situ,"ujarnya.

Oleh karenanya lanjutnya, kalau mau membrantas narkoba strerilisasikanlah tempat-tempat terisolasi itu, 'clear and clean' kan lah wilayah (rutan, lapas) itu. Dengan demikian sebutnya sudah separoh peredaran narkoba selesai di Indonesia.

"Kesimpulannya pemerintah belum begitu sungguh sungguh untuk memberantasnya. Bila perlu Menkum HAM mengultimatum waktu sebulan kepada Kepala penjara untuk bisa membersihkan narkoba, kalau tidak mampu langsung copot dari jabatannya,"pungkasnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018